Kelurahan Mulyorejo Terendam Banjir

Petugas Kelurahan Mulyorejo terus menguras air yang masuk ke dalam ruangan pelayanan masyarakat, Selasa (31/5) kemarin. [gegeh bagus]

Petugas Kelurahan Mulyorejo terus menguras air yang masuk ke dalam ruangan pelayanan masyarakat, Selasa (31/5) kemarin. [gegeh bagus]

Printer Rusak, Tetap Layani Masyarakat
Surabaya, Bhirawa
Hujan deras yang turun pada Senin (30/5) malam kemarin  membawa musibah bagi warga Kota Surabaya. Sebagian besar wilayah kota terendam. Warga terpaksa berjibaku dengan air karena hingga, Selasa (31/5)  banjir tetap menggenang di sejumlah ruas jalan serta perkampungan. Ada juga yang kerja bakti untuk menguras air agar rumahnya tidak terkena genangan air bercampur sampah.
Laut pasang disebut-sebut menjadi salah satu penyebab banjir di Surabaya. Mulai kawasan Surabaya Selatan, Barat, Utara, hingga Timur pun menjadi jujukan air hujan. Selain kawasan selatan dan barat, Surabaya Timur tidak lepas dari terjangan banjir. Bahkan, kali ini kondisi banjir di Surabaya Timur lebih parah bila dibandingkan dengan kawasan lainnya. Wilayah yang paling parah terendam air adalah Kecamatan Mulyorejo.  Banjir hampir merata di setiap kelurahan. Seperti di Kelurahan Mulyorejo, aktivitas kelurahan tersebut tidak berjalan normal, Selasa (31/5) kemarin.
Setiap sudut ruangan di kelurahan tersebut terendam banjir hingga setinggi 40 cm. Meski terendam air, pelayanan publik tetap dilakukan kepada masyarakat dan dilakukan secara manual.
Datangnya banjir ternyata sudah diantisipasi pihak Kelurahan Mulyorejo. Dengan cara menyimpan dokumen penting di tempat yang lebih aman. Mereka tak ingin kejadian serupa terjadi seperti beberapa bulan yang lalu. Selain itu, semua lemari langsung diganjal menggunakan batako. Sayangnya, ketinggian air tidak bisa diprediksi sehingga satu printer untuk pelayanan pun rusak.
Lurah Mulyorejo Drs Didiet Budhi Putranto MSi saat ditemui Bhirawa di kantornya kemarin mengaku bahwa semua pegawai kelurahan masih masuk dan melakukan pelayanan ala kadarnya di dalam ruangan masing-masing Selasa kemarin.  Meski dalam kondisi tergenang air, lurah yang menjabat selama enam tahun ini menginstruksikan kepada bawahannya agar tetap melayani warganya.
“Banjir di kantor disebabkan karena bangunan Kelurahan Mulyorejo adalah bangunan lama. Lantai kantor memang lebih rendah dibandingkan jalan. Ditambah lagi, di depan ada sungai. Jadi luapan sungai masuk ke perkampungan dan kantor kelurahan,” katanya.
Didiet menjelaskan, ketinggian air yang menggenangi Kantor Kelurahan Mulyorejo salah dari prediksinya. Sebab, tahun lalu ketinggian air yang menggenangi kantornya hanya kisaran 20 cm saja. Namun, kali ini diakuinya paling parah ketimbang tahun lalu. “Ini paling parah karena ketinggian air mencapai 40 cm. Dan surutnya juga lama hingga pagi tadi (kemarin, red) baru berkurang ketinggiannya,” jelasnya.
Menurut Didiet, air dari Surabaya Barat masuk ke laut wilayah Surabaya Timur. “Di sini itu tumpuan air dari barat,” ujarnya.
Namun, untuk dokumen-dokumen penting dan surat-surat dipastikan aman tanpa ada yang hanyut dan rusak. Terkait pelayanan, sejak pagi kemarin hingga siang hari sudah ada sekitar 20-an warga yang mengurus kependudukan. “Pelayanan tetap jalan karena listrik masih hidup. Meski listrik mati, kami akan layani secara manual,” pungkas Didiet.
Atas peristiwa tersebut, Didiet berharap ada peninggian kantor sekitar 50 cm. Namun, menurutnya, juga akan mempertimbangkan tinggi pintu agar tidak terlihat pendek. “Sebab, tahun ini sudah kali kedua mengalami banjir yang cukup tinggi, dan tahun ini paling parah. Harapan saya ada peninggian kantor biar tidak banjir lagi,” harapnya.
Banjir tidak hanya menggenangi sejumlah ruas jalan, melainkan juga di rumah-rumah penduduk. Seperti yang terjadi di kawasan Mulyorejo tepatnya di kanan kiri Kantor Kelurahan. Banjir menggenangi rumah-rumah warga di kawasan tersebut.
Tidak hanya saat ini saja, setiap kali turun hujan, rumah warga di kawasan tersebut hampir dipastikan disambangi genangan air. Salah seorang warga Mulyorejo, Sugik juga mengeluhkan banjir yang selalu datang setiap kali turun hujan. “Tiap hujan deras, banjir daerah sini (Mulyorejo, red),” katanya.
Sementara, dua eskavator diterjunkan Pemkot Surabaya untuk mengeruk Sungai Kalimas . Di depan BMX dan Skate Park, dua buah eskavator milik Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) sedang melakukan normalisasi kali. Petugas outsourcing Dinas PUBMP Imron mengatakan, pengerukan akan dilakukan hingga kedalaman sekitar tiga meter. “Kurang lebih tiga meter. Sudah sejak tadi pagi kami diminta mengeruk,” ujarnya kemarin.
Air di Sungai Kalimas memang sudah tampak surut. Kedalaman sungai dari bibir hingga ke dasar secara kasat mata, sekitar 1,5 meter. Normalisasi sungai ini, kata Imron, menyasar sepanjang Sungai Kalimas untuk antisipasi banjir lanjutan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, banjir yang terjadi di Surabaya akibat global warming sehingga mengakibatkan cuaca buruk. Risma mengaku dia tidak pernah melihat Sungai Kalimas setinggi tadi malam, hingga hampir meluber. Namun dia mengaku senang dengan banjir semalam. “Sehingga saya bisa tahu, kekurangan kita di mana. Insya Allah akan kita perbaiki,” katanya.
Sementara, di Kawasan Wonorejo Timur ada empat tiang telepon roboh lantaran ada pengerjaan proyek saluran box culvert. Dikonfirmasi Bhirawa, Lurah Wonorejo Kecamatan Rungkut H. Habib membenarkan ada tiang telepon roboh. “Robohnya tiang sekitar jam 14.30  dan sudah ditangani oleh pelaksana pekerja,” katanya.
Kejadian tersebut, menurut Habib, sempat menimpa truk muat material dan menyebabkan kemacetan panjang. “Tapi sudah dikondisikan oleh pekerjanya kok,” ujarnya. [geh]

Rate this article!
Tags: