Kemarau Basah dan OPT Pengaruhi Produksi Jagung Jatim

7-Jagung-3Pemprov, Bhirawa
Penurunan produktivitas jagung per subround menurut data dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada 2013 terjadi dikarenakan ada peningkatan luas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) jagung, baik pada musim penghujan (MP.2012/2013) maupun pada kemarau basah (MK 2013) serta musim penghujan (MP2013/2014).
Kepala Dinas Pertanian Jatim melalui Kabid Produksi Tanaman Pangan, Ir Nurfalakhi mengatakan, selain itu juga terjadi peningkatan jumlah curah hujan bulanan 60,68 persen dan durasi hari hujan meningkat 28,57 persen. Hal ini bisa dipahami karena curah hujan yang terjadi rata-rata 200 mm pada musim tanam jagung.
Sementara kondisi ideal untuk tanam jagung memerlukan curah hujan 100 mm-125 mm. Penurunan produksi jagung tahun 2013 juga terjadi pada skala nasional yaitu sebesar 880,74 ribu ton atau 4,54 persen yakni dari 19,38 juta ton pada 2012 turun menjadi 18,50 juta ton pada 2013.
“Jadinya karena air yang berkepanjangan, petani yang seharusnya menanam jagung, akhirnya memanfaatkan kondisi itu dengan memperpanjang masa tanam padinya. Harga beras saat ini masih pada posisi yang bagus,” katanya dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (11/3).
Secara umum produksi jagung di Pulau Jawa juga mengalami penurunan 616,53 ribu ton atau 5,57 persen. Penurunan produksi jagung secara nasional terjadi karena turunnya luas panen seluas137,43 ribu hektare 3,47 persen dan produktivitasnya juga mengalami penurunan 0,55 kuintal/hektare atau 1,12 persen.
Penurunan produksi jagung juga terjadi di Pulau Jawa sebesar 52,46 ribu hektare atau 2,61 persen serta prokduktivitas turun 1,72 kuintal/hektare atau 3,23 persen. Pola panen bulanan tanaman jagung 2010-2013 puncak musim panen jagung di Jatim terjadi pada Februari dan Maret sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang terjadi pada Februari.
Sedangkan tahun 2010 puncak musim panen jagung terjadi pada Februari dan Maret. Secara umum pola musim panen Jagung dari Januari-Desember cenderung serupa. “Kalau dikatakan untuk memenuhi kebutuhan jagung di Jatim, ya masih mencukupi. Tapi di Jatim banyak usaha peternakan membutuhkan jagung, sehingga mengakibatkan kebutuhan Jatim kurang. Padahal, kalau untuk kebutuhan masyarkat Jatim saja cukup,” paparnya.
Sementara, angka Sementara (Asem) produksi jagung di Jatim pada 2013 diperkirakan sebesar 5,76 juta ton pipilan kering. Dibandingkan produksi tahun 2012 (Atap), terjadi penurunan produksi sebesar 534,34 ribu ton atau 8,49 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur M Sairi Hasbulah mengatakan penurunan produksi jagung Jawa Timur pada 2013 terjadi dikarenakan turunnya luas panen 32,98 ribu hektare atau 2,68 persen dan produktivitas 3,05 kuintal/hektare atau 5,97 persen.
Penurunan produksi jagung tahun 2013 di Jawa Timur terjadi pada setiap subround. Untuk subround Januari-April turun 383,78 ribu ton atau 13,07 persen, subround Mei-Agustus juga turun sebesar 118,91 ribu ton atau 7,85 persen.
Sedangkan pada subround September-Desember diperkirakan turun sebesar 31,64 ribu ton attau 1,72 persen bila masing-masing dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2012 (year on year).
Sementara menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov Jawa Timur harga jagung pipilan kering di berbagai pasar tradisional di Jawa Timur cukup stabil rata-rata saat ini sekitar Rp 5 200/kg.  [rac]

Tags: