Kemarau Bawa Berkah Petani Garam di Sidoarjo

5-foto-petani garamSidoarjo, Bhirawa
Musim kemarau saat ini, menjadi berkah bagi petani garam di Sidoarjo yang ada di kawasan Sedati. Pasalnya, tiap seminggu sekali, para petani garam bisa menghasilkan puluhan karung garam.
Di satu-satunya kecamatan di Kab Sidoarjo yang menghasilkan garam tradisional ini,  pembuatan garam hanya bisa diprodukasi pada musim kemarau saja, yakni sejak bulan Juni hingga Desember.
Salah seorang petani garam disana, Sa’iha menyampaikan, selama 7 bulan mengelola tambak garam, dia biasanya mampu memperoleh keuntungan bersih sampai Rp 25 jutaan.
“Setiap minggunya, saya dikasih sama juragan Rp 300 ribu an,” kata perempuan asal Desa Marengan, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, baru-baru ini.
Ketika memasuki bulan Oktober, Sa’iha mengatakan bisa mengemas garam hingga 150-200 karung. Menurutnya, dari 20 karung garam dengan berat 1 ton dihargai Rp 600 ribu. Dari hasil Rp 600 ribu tersebut, ia hanya mendapatkan Rp 200 ribu. Sisanya Rp 400 ribu untuk pemilik lahan.
“Meskipun hanya mendapatkan Rp 200 ribu, saya masih diberikan tambahan lagi oleh juragan berupa beras, Alhamdulillah semuanya tercukupi,” ujarnya.
Sa’iha menyampaikan, Ia bekerja menjadi petani garam di daerah sini, sudah sekitar 15 tahunan. Bekerja sebagai petani garam hanya ia jalani selama 7 bulanan saja. Yakni selama musim kemarau saja. Bulan-bulan sisanya ia manfaatkan pulang  kampung ke Madura.  (ali)

Tags: