Kemarau, Kondisi 484 Embung di Bojonegoro Kritis

Kemarau, Kondisi 484 Embung di Bojonegoro Kritis

Bojonegoro, Bhirawa
Dampak kemarau mulai dirasakan wilayah Kabupaten Bojonegoo. Ratusan embung airnya mulai mengering. Kondisi ini berimbas pada lahan pertanian yang tidak mendapat pasokan air dari embung.
Di Bojonegoro setidaknya ada 513 embung yang menjadi tumpuan cadangan air. Kondisinya kini mulai mengering. Tak hanya petani merasakan dampaknya, kebutuhan air rumah tangga juga sulit didapatkan.
“Di Bojonegoro, dari 513 embung yang ada, 484 embung mengering dan tinggal 29 yang masih terisi air sesuai kapasitas masing-masing,” ungkap Kasi Pemanfaatan Air Baku Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Dodi Sigit Wijaya, kepada Bhirawa, kemarin (27/8).
Dari 29 embung yang masih ada airnya itu hanya 10 dari 28 kecamatan, yaitu meliputi Kecamatan Kedungadem, Baureno, Padangan, Balen, Kepohbaru, Sugihwaras, Purwosari, Gondang, Sumberrejo, dan Temayang.
Dodi mengatakan, dari 513 embung yang tersebear di 28 kecamatan di Bojonegoro meggunakan tanah kas desa (TKD) sebanyak 347 titik, tanah solo vale (TSV) sebanyak 141 titik, tanah negara (TN) sebanyak 14 titik, tanah perhutani sebanyak 1 titik dan tanah asset pemprov sebanyak 7 titik. ” Rata-rata yang digunakan tanah kas desa,” terang Dodi.
Selain kering, banyak embung di wilayah Bojonegoro yang perlu perbaikkan dan perlu dilakukan pengerukan dasar embung dan normalisasi. “Ada 8 embung yang perlu dinormalisasi dan perluasan, kemudian 1 embung yang perlu dinormalisasi serta perbaikan. Perbaikkan mulai dari pengerukkan dasar karena sedimentasi, perbaikkan bangunan sayap embung,” urai Dodi.
Embung yang sudah diperbaikki ini, akan berfungsi normal sebagai penampung air saat musim hujan. Pada musim kemarau, embung ini bisa memberikan manfaat untuk konservasi lingkungan agar air dalam tanah tetap terjaga.
Seorang warga Desa Bareng, Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro Sukijan, menambahkan embung di desanya mongering sejak sebulan yang lalu.
Sebelum itu, banyak warga yang memanfaatkan air embung terutama untuk memandikan ternak-ternaknya, seperti sapi dan kambing. “Saya biasa memandikan ternak sapi di embung. Kebutuhan air bersih warga tidak memanfaatkan air embung,” ujarnya.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terdapat 19 Kecamatan dan 74 desa yang berpotensi mengalami kekeringan ditahun 2019. [bas]

Tags: