Kemas Sosialisasi Lewat Ajang Kreatifitas

Dari kiri (Kezia, Amelly, dan Alfrida) siswa SMA Gloria Scool Surabaya mengerjakan Mading buatannya saat event Increase di Universitas Ciputra Surabaya, Jumat (7-2). [oky abdul sholeh]

Kesehatan Mental Jadi Topik Utama
Surabaya, Bhirawa
Banyak cara menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Diantaranya melalui sosialisasi, maka melalui Increase (Inovation and Creativity of Psycopreneur in Society) Universitas Ciputra (UC) mengemas sosialisasi menjadi ajang kreatifitas dalam bentuk mading dan English Speak. Sekitar 100 siswa SMA dari Samarinda, Kediri, Blitar, Surabaya, Mojokerto, dan Semarang mengikuti kegiatan ini.
Salah satu peserta dari SMA Masa Depan Cerah, Natania William Sudirgo, Sharlene Claire, dan Jeslyn Amadea Sanyoto menuturkan, untuk lomba mading yang mereka ikuti mengusung konsep Ig Post yang bernama Semicolon (titik koma). Yang berarti tidak ada kata berhenti untuk berjuang.
“Dalam mading ini diberikan dua gambar yaitu gambar orang depresi dan gangguan kecemasan yang sering dialami para remaja. Dan dibawahnya dikasih hastag untuk mendukung apa yang mereka lakukan,” ujar dia.
Pengambilan konsep ig post sendiri berkaitan dengan fenomena saat ini. Di mana sebagian besar remaja menggunakan sosial media instagram untuk berkomunikasi. Karena itu, melalui konsep ini tak hanya bentuk dukungan yang diberikan untuk mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental, melainkan juga sebagai bahan edukasi bagi masyarakat tentang bahaya bulliying.
Kepala Program Studi Psikologi, Stefani Virlia MPsi menuturkan, ada tiga jenis bidang lomba dengan isu Improving Youth for Better Mental Health yang diikuti siswa SMA. Yakni lomba paper (artikel popular), lomba mading dengan sub tema oenggunaan teknologi untuk meningkatkan kesehatan mental anak muda dan English Speak (pidato) yang meriview tentang film psikologi dan mental health.
“Yang ingin kami lakukan merupakan tindakan preventif tentang kesehatan mental. Beranjak dari kasus bulliying dan bunuh diri kami ingin mengajak anak – anak SMA untuk melakukan pencegahan kasus ini dan peduli terhadap mereka yang mengalami persoalan kesehatan mental,” ungkapnya.
Virlia berharap, melalui lomba mading peserta menyampaikan ide bahkan pemikirannya tentang kepedulian terhadap kesehatan mental. Sedangkan di lomba English Speech, selain kemampuan berbahasa Inggris, juga mendorong peserta untuk mulai berani speak up terhadap kesehatan mental.
“Kami berharap siswa-siswa SMA yang merupakan remaja bisa lebih sadar akan kesehatan mental mereka dan mereka juga bisa jadi semacam duta kesehatan mental bagi orang lain disekitarnya,” paparnya.
Sementara itu, untuk penilaian madding, Virlia mengatakan, jika didasarkan pada kesesuaian topik, isi dan konten dengan penggunaan teknologi untuk kesadaran masyarakat. Selain itu juga aspek kreatifitas dan kerjasama tim. [ina]

Tags: