Kematian Bayi Meningkat, Canangkan Bulan Timbang dan Konde Emas

Posyandu menjadi andalan pemkab Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Tahun ini angka kematian bayi dilaporkan mengalami kenaikan. Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan pencanangan bulan timbang dan gerakan konde emas (kontribusi periode emas) dalam rangka mendukung 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk mencegah stunting di Kabupaten Probolinggo.
Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono, Rabu 22/8, gerakan konde emas merupakan empat momentum yang dirangkai menjadi satu rangkaian kegiatan.
Pertama, bulan penimbangan yaitu semua balita harus di bawa ke posyandu akan di ukur tinggi badannya dan berat badannya untuk mengetahui jumlah stunting yang ada di Kabupaten Probolinngo. Kedua, bulan Vitamin A untuk anak balita. Ketiga, bulan tumbuh kembang anak. Dan, keempat, Pekan ASI se-Dunia.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono mengatakan kematian bayi di Kabupaten Probolinggo tahun ini mengalami kenaikan. Dimana tahun 2017 sebanyak 190 bayi dan tahun 2018 sampai 19 Agustus sebanyak 178 bayi.
“Hal ini harus kita selesaikan bersama dengan peran serta semua pihak yang ada di Kabupaten Probolinggo dan berkontribusi dalam menyelamatkan bayi. Mulai hamil sampai melahirkan, baik asupan gizinya maupun edukasi pada masyarakat. Dalam mendukung kegiatan 1000 HPK, kami disuport oleh GAIN (Global Aliance for Nutrisionis). Salah satu bentuk kegiatannya adalah emo demo (emosional demontrasi ). Yakni merubah perilaku masyarakat secara sederhana,” katanya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta multi pihak dalam mendukung menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi. Sehingga ada komunikasi yang efektif antara lintas sektor dan lintas program tentang kesehatan ibu dan anak.
“Selain itu, meningkatkan kontribusi semua pihak dalam mendukung 1000 HPK yang merupakan perode emas serta meningkatkan kepedulian keluarga dan lintas sektor serta masyarakat tentang kesehatan ibu hamil,” jelasnya.
Plt Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Probolinggo Achmad Arif mengungkapkan bahwa Kabupaten Probolinggo saat ini mempunyai masalah yang cukup serius terhadap kesehatan ibu dan bayi.
“Menurut survey TNP2K, Kabupaten Probolinggo masuk daerah intervensi khusus di bawah pengawasan Bapak Wakil Presiden langsung. Yakni masuk dalam 1000 kab/kota se-Indonesia daerah stunting, sehingga ada sepuluh desa lokus stunting di Kabupaten Probolinggo, ” ungkapnya.
“Jumlah bayi yang dilahirkan sampai bulan Juni sebanyak 9.509 bayi dan yang BBLR 539 (5,6 %). Merupakan angka yang cukup besar dan berdasarkan hasil bulan timbang bulan Februari tahun 2018, di Kabupaten Probolinggo masih ada anak gizi buruk 1,44%, stunting atau perawakan pendek 17,29%,” jelasnya.
Arif menerangkan, kondisi bayi yang BBLR tersebut dilahirkan oleh beberapa ibu hamil yang bermasalah status gizinya patut diwaspadai bahwa masalah gizi mempunyai dimensi yang sangat luas. Secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia dan makanan yang terbaik adalah Air Susu Ibu (ASI). Untuk itu mohon dukungan semua pihak mendukung seorang ibu memberikan ASI pada bayi, tegasnya.
Lebih lanjut Arif menjelaskan selama bulan Agustus semua masyarakat di Kabupaten Probolinggo, khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak bayi dan balita secara serentak mendatangi 1.317 pos pelayanan terpadu (posyandu) di seluruh desa untuk di ukur tinggi badan dan ditimbang berat badannya guna dipantau pertumbuhan dan perkembangannya.
“Apabila ada bayi/balita yang mengarah ke gizi kurang maupun perawakan pendek (stunting) dapat dideteksi sedini mungkin. Apabila ditemukan bayi/balita gizi buruk dapat segera dilakukan penanganan dan perawatan di puskesmas CFC (Comunity Food Center) serta dilakukan rujukan ke rumah sakit apabila ada penyakit yang menyertai,” paparnya.
Upaya posyandu sebagai pelayanan kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi ibu dan balita serta terbuka untuk semua masyarakat yang ingin berkunjung. “Hal ini agar kesehatan ibu dan balita terjaga, konsultasi keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi balita dan pencegahan penanggulangan penyakit anak dapat dilakukan secara dini,” tambahnya.(Wap)

Tags: