Kematian Puluhan Kambing di Malang, Diduga Disebabkan Gigitan Anjing Siluman

Anjing yang diduga membunuh puluhan kambing terekam CCTV.

Pemprov, Bhirawa
Kematian sekitar 39 ekor kambing yang terjadi dibeberapa daerah di Malang akhirnya terkuak. Beberapa warga menduga akibat digigit anjing siluman. Sedangkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Jatim, UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Malang, dan Dinas Peternakan Kabupaten Malang penyebabnya gigitan anjing liar.
Beberapa warga mengaku melihat dua anjing yang cukup aneh berkeliaran disekitar Perum Green Orchid Jl Terusan Sudimoro, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pukul 06.30. Anjing itu berwarna hitam dan leher berwarna coklat memakai kalung kain.  “Ada dua ekor anjing, satunya berkulit hitam dengan leher berwarna coklat memakai kalung ada kainnya. Sedangkan satunya berwarna hitam besar ekor pendek,”jelas salah satu Wicaksono, Selasa (19/9).
Bahkan ia bersama saudaranya  Bunawi,  sempat melakukan pengejaran dan sempat memukul kedua hewan itu dengan cangkul.
“Saya pukul dengan cangkul keras sekali, kalau anjing biasa pasti sudah mati. Tapi anjing ini tidak mati. Setelah jatuh dia kembali bangun dan berlari. Sedangkan satunya dilempari batu juga sama sekali tidak mengeluarkan suara, lantas menghilang,”tambah Wicaksono.
Bunawi yang juga warga Perum Green Orchid memiliki beberapa domba yang menjadi korban gigitan anjing itu.  Kejadian itu diketahui oleh Bunawi sekitar pukul 06.00, saat mengecek kandang kambingnya. Sebanyak enam  ekor kambing miliknya telah tergeletak tak bernyawa tergigit dibagian leher dan bagian organ dalam habis. “Kalau ditaksir kerugian mencapai sekitar Rp 10 juta,” katanya.
“Semoga tidak kesini lagi, makanya kami sepakat dengan warga untuk melakukan penjagaan lebih ketat lagi. Bahkan kami juga telah melakukan ritual agar tidak ada anjing siluman yang mengganggu kami,”imbuhnya.
Sementara itu,  tindakan pengendalian dan investigasi itu sudah dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Malang, dan Dinas Peternakan Kabupaten Malang.
Disisi lain, kemungkinan penyebab lainnya masih menunggu hasil  uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Wates Jogyakarta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Hal itu dikatakan Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Dr Ir H Abdul Hamid MP didampingi Kabid Keswan dan Kasi Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan serta Kasi Pengamatan Penyakit Hewan dan Kelembagaan Keswan.
Dari pengendalian dan investigasi itu, lanjutnya, saran dan rekomendasi yaitu perlu diupayakan pemeliharaan ternak dengan kandang berpagar, menginstruksikan agar semua anjing peliharaan dikandangkan, melakukan pengawasan terhadap anjing liar (tidak bertuan) dan dilakukan emiliansi (pemusnahan).
“Selalu waspada dengan mengaktifkan sistem keamanan lingkungan, segera melaporkan apabila terjadi kematian ternak pada petugas peternakan kecamatan atau perangkat desa setempat, dan melangsungkan sosialisasi dan koordinasi dengan lintas sektor,” tambahnya.
Sebelumnya juga dijelaskan, kalau 13 September 2017 telah dilakukan pengobatan terhadap ternak yang masih hidup dan terdapat luka gigitan, serta dilakukan juga penguburan terhadap bangkai domba tersebut.
Setelah diautopsi (bedah bangkai, red), terhadap empat ekor domba yang telah mati, maka diketemukan luka gigitan pada daerah leher pada semua domba yang mati, lalu juga ditemukan luka koyak pada bagian kaki dan perut, serta ditemukan kerusakan muskulus pada sekitar luka gigit,” katanya.
Patut diketahui, teror anjing terjadi sejak  sejak Rabu (13/9) hingga  Selasa (19/9) kemarin sudah 39 ekor kambing yang mati.  Kejadian mulai terjadi di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, kemudian merengsek ke  Kawasan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru,  kawasan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. [rac,mut]

Tags: