Kembalikan Buku Dongeng Anak

Oleh :
Lainy Ahsin Ningsih
Peneliti muda di LeSAN (Lembaga Studi Agama dan Nasionalisme)

Bermain merupakan hal yang sangat identik dengan anak. Dunia anak merupakan dunia yang penuh dengan imajinasi. Kegiatan anak di masa kecil tentu sangat berpengaruh dengan kebiasaanya kelak di masa yang akan datang. Tidak jarang pula banyak orang yang berkata ingin mengulang kembali masa kanak-kanaknya ketika ia sudah dewasa. Hal tersebut merupakan bukti betapa menyenangkannya dunia anak.
Salah satu hal menyenangkan dalam dunia anak yang sekarang jarang kita jumpai adalah dongeng. Dahulu, anak-anak akan mendengarkan dongeng setiap hari sebelum mereka tidur. Ibu biasanya akan mendongeng sebagai pengantar tidur. Namun miris, kebanyakan orang tua zaman sekarang lebih mengandalkan televisi dan smartphone untuk menemani anak ketika mereka hendak tidur.
Banyak faktor yang mengakibatkan mendongeng semakin langka dilakukan oleh para orang tua. Di antaranya yakni, kesibukan dalam bekerja hingga malam. Mereka pulang dalam keadaan lelah atau bahkan ketika sang anak sudah terlelap. Mendongengpun menjadi sulit bahkan tidak bisa dilakukan. Anak-anakpun seperti kehilangan bagian dari masa kanak yang seharusnya ia rasakan.
Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat anak-anak zaman sekarang lebih mengenal game atau aplikasi lain di smatrphone dibanding buku-buku. Minat anak terhadap buku terutama buku dongengpun terus menurun. Bahkan mereka tidak pernah sekedar menyentuh. UNESCO melansir bahwa, minat baca di Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1000 orang hanya ada satu orang yang gemar membaca. Ironis memang.
Sebenarnya mendongeng tidak hanya bertujuan untuk menidurkan anak, lebih daripada itu. Mendongeng juga dapat meningkatan kedekatan antara anak dengan orang tua, terutama ibu. Selain itu, dengan mendongeng berarti orang tua telah mengembangkan kemampuan otak anak yakni dalam hal psikologis serta kecerdasaan emosional anak.
Sebuah penelitian saraf di National Institute of Child Health and Human Development, AS, yang dipimpin oleh G. Reid Lyon, Ph.D., mengemukakan bahwa mendongeng atau membacakan cerita kepada anak sebelum tidur bisa memicu peningkatan perkembangan otak.
“Ada indikasi yang jelas perbedaan neurologis antara anak-anak yang teratur dibacakan cerita dengan yang tidak,” kata Lyon dilansir Parents. Menurut Lyon Perbedaan tersebut mencakup kemampuan anak agar terampil berbahasa ketika ia terbiasa mendengarkan dongeng.
Salah seorang anggota perkumpulan profesor di Universitas California, AS, Virginia Walter, Ph.D mengatakan, jika mendongeng atau membacakan buku anak secara berulang bisa membantu meningkatkan pengembangan logika berpikir anak. Ketika pertama kali dibacakan dongeng anak memang belum bisa merespon atau menangkap maksudnya. Namun, ketika dongeng terus diulang dan dibacakan anak akan dengan sendirinya paham dan bahkan bisa menebak alur yang akan terjadi.
Lewat mendongeng orang tua bisa mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Misalnya, mengajarkan tentang pentingnya tolong menolong, jujur, rajin, ramah, cinta lingkungan,dan lain-lain. Setiap dongeng yang diceritakan harus mengandung pesan moral atau pembelajaran yang hendak kita beri.
Orang tua juga bisa mencerikan kisah-kisah inspiratif yang membuat anak termotivasi dan sudah memiliki keinginin untuk melakukan seuatu di masa dewasanya kelak.
Selain sebagai pendongeng, sesekali orang tua juga bisa meminta anak untuk bergantian mendongeng guna mengasah kemampuan bahasanya. Jika anak terus dilatih maka kemampuan bahasanya akan terus meningkat.
Disamping meminta anak untuk mendongeng orang tua juga bisa memberikan buku-buku dongeng agar anak juga terasah kemampuan membacanya. Tingkat kecerdasan anak ditentukan dari seberapa banyak informasi yang ia dapatkan. Terbiasa mendongeng dan membaca. Sekali dayung, dua pulau terlampaui.
Banyak sekali manfaat yang bisa didapat melalui mendongeng. Oleh sebab itu orang tua harus menghidupakan kembali kegiatan mendongeng untuk anak. Memilihkan buku-buku yang menarik dan banyak pesan moral atau sisi positifnya tentu merupakan upaya yang harus dilakukan orang tua. Tentunya tidak berhenti hanya dengan memberikan buku saja, orang tua juga harus menyempatkan waktu agar bisa menemani anak dan mengawasimya.
Banyak kasus yang menyatakan bahwa kebanyakan anak yang bermasalah adalah mereka yang tidak atau kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan mereka terpenuhi, namun mereka seperti tidak punya keluarga atau sekedar teman untuk bercerita. Riset mengungkapkan bahwa dua dari tiga orang anak menginginkan dongeng sebelum mereka tidur karena seharian ditinggal orang tuanya bekerja. Sedikit sekali orang tua yang menyadari kan pentingnya mendongeng untuk anak sebelum tidur.
Mendongeng merupakan hal yang mudah. Kebanyakan orang tua yang mengatakan jika mendongeng adalah hal yang sulit, itu sebenarnya karena rasa malas saja. Mendongeng tidak perlu sebagus cerita-certita di buku dongeng. Cerita sehari-haripun bisa didongengakan asalkan ada pelajaran yang dapat diambil. Anak juga akan merasa lebih diperhatikan dam merasa dekat dengan orang tuanya.
Mengingat banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari mendongeng, para orang tua perlu menghidupkan kemabali kegiatan mendongeng untuk anak. Tentu sayang sekali jika anak-anak yang kelak akan menjadi dewasa dan menjadi pemimpin bagi bangsa ini tidak pernah merasakan betapa menyenangkannya mendongeng. Bisa jadi salah satu di antara dongeng yang dibacakan atau diceritakan orang tua merupakan cerita yang membuat anak mengalami kesuksesan di masa mendatang.
Nilai-nilai luhur yang selalu ditanamkan lewat medongeng juga bisa menjadikan anak memiliki kepribadian yang baik dan membiasakannya sampai besar. Tidak ada yang tidak mungkin. Dan mendongeng adalah hal yang mungkin bisa dilakukan orang tua mulai dari sekarang.

———– *** ———-

Rate this article!
Tags: