Kembangkan Automatic Driving Car

Mario Kristanto

Mario Kristanto
Computer vission menjadi salah satu bidang yang menarik bagi development programming. Pasalnya, dengan penerapan terknologi tersebut, manusia bisa membangun sebuah self driving car dengan memanfaatkan kamera dan berbagai sensor. Oleh Mario Kristanto teknologi tersebut ia kembangkan untuk pendeteksi rambu-rambu lalu lintas pada mobil.
Mahasiswa lulusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) ini menilai, pengenalan rambu-rambu lalunlintas yang diaplikasikan dalam dashboard mobil sangat penting dilakukan. Mengingat, kesadaran dan kepadulian masyarakat akan rambu-rambu lalu lintas sangat rendah.
“Di indonesia masyarakat kurang aware dan safety dengan rambu-rambu lalu lintas. Terbukti banyak pelanggar. Jadi saya juga ingin ini menjadi media untuk pembelajaran bagi mereka,” ungkap pria yang akrab di sapa Mario ini.
Di samping itu, menurut dia, rambu lalu lintas di Indonesia cukup unik dan memiliki perbedaan dengan negara-negara lain.
Maka dari itu, sistem pengenalan rambu harus dibuat khusus untuk wilayah di Indonesia.
“Jadi saya buat self driving car ini konteksnya untuk mengenal dan mendetekai rambu lalu lintas yang ada di Indonesia,” lanjut dia.
Deteksi yang dimaksud adalah penentuan sebuah area yang merupakan rambu atau bukan. Sedangkan pengenalannya adalah untuk mengenali jenis rambu yang telah dideteksi. Dalam pengembangan Self Driving Car yang bersistem Automatic Driving Car mengumpulkan 20.000 citra sebagai dataset pelatihan untuk deteksi pengenalan rambu lalu lintas.
“Polanya itu saya buat ‘umpan’ berupa video rekaman yang saya letakkan didashboard. Anggapannya kamera ini sebagai mata dari mobil. Setelah tertangkap kamera mobil ini akan diterjemahkan dan diproses untuk mendeteksi rambu lalu lintas,” papar pria kelahiran Jember, 28 maret 1995.
Diakui Mario, pengembangan teknologi computer vission karena ia tertarik untuk menggeluti bidang machine learning yang terkait dengan recognition (pengenalan). Selain itu, peluang automatic driving car di Indonesia memiliki peluang pasar yang besar di era serba digital ini. Self Driving Car sendiri merupakan salah satu produk smart car yang sedang berkembang di negara maju.
“Teman-teman kita mahasiswa banyak banget bikin terobosan inovasi untuk otomotive. Nah untuk ‘menyeinbangi’ itu saya rasa konsep automatic driving car ini ada peluang untuk terus dikembangkan,” tutur dia.
Kendati begitu, Mario menyadari jika banyak PR yang harus diperbaiki dari program Self Driving Car. Seperti area deteksi yang tidak stabil. “Teknik deteksi perlu ditingkatkan. Bagian recognition harus diperbaiki lebih baik lagi,” ujarnya. Selain itu, imbuhnya, penambahan rambu lalu lintas yang harus di perbanyak. Sebab, saat ini ia hanya menggunakan sepuluh rambu lalu lintas yang bisa terdeteksi. Misalnya, dilarang berhenti, darang parkir, dilarang putar balik dan sebagainya. Sistem Automatic Driving Car tersebut diakui Mario sudah ia ujicobakan. Dari hasil uji coba tersebut di temukan bahwa tingkat akurasi sistem deteksi rambu yang dihasilkan mencapai 85%. Sedangkan untuk akurasi pengenalan rambu mencapai 61% dengan 12 video yang berbeda.
Putra pasangan Hery Novem Stadiono dan Nita Anggraeni ini berharap akan ada developer programming yang akan mengembangkan karyanya tersebut. Seperti penambahan pendeteksian lampu trafict light, deteksi motor hingga deteksi mobil. [ina]

Rate this article!
Tags: