Kembangkan Perekonomian, Bidik Sektor Agro Industri

Warung makanan (Ilustrasi)

Pemprov, Bhirawa
Optimisme menjaga pertumbuhan ekonomi di 2019 tetap tangguh ditunjukkan Pemprov Jatim. Hal itu salah satunya akan dikejar dengan membidik sektor agro industry, khususnya di sektor makanan. Bidikan ini cukup beralasan, sebab agro industri menjadi tumpuan bagi Jatim.
Menurut Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim Dyah Rahayu Ermawati, sebagian besar kontribusi hasil pertanian di tingkat nasional disumbang oleh Jatim. Karena itu, bagi Jatim diperlukan ke depan insutri yang mampu memberi nilai tambah bagi produk-produk pertanian. “Komoditi makanan primer akan tumbuh pesat di Jatim. Dengan begitu, hal ini tentunya diharapkan mampu menambah APBD Jatim,” tutur Dyah, Minggu (20/1).
Dalam peningkatan perekonomian di sektor makanan tersebut, lanjut Dyah, yang diuntungkan adalah nelayan dan petani. Dengan bekerjasama dengan industri, hal itu diharapkan dapat mewujudkan pengembangan ekonomi mulai hulu hingga hilir. “Ini yang saat ini menjadi fokus kami. Terlebih, beberapa negara sudah berancang-ancang investasi di Jatim. Seperti Jepang, Singapura dan China sudah menyatakan minat untuk investasi itu,” tandasnya.
Selain agro industri, geliat perekonomian Jatim juga akan didukung dengan hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Singosari, Malang. Kawasan industri ini merupakan upaya untuk memberikan kepastian layanan bagi para investor yang akan masuk ke Jatim. “Untuk pemerataan investasi itu salah satunya dengan membangun kawasan industri yang diisi berbagai industri yang terpusat,” tutur dia.
Terkait KEK Singosari, pada prinsipnya bisa diajukan oleh swasta atau perusahaan atau pemerintah. Di Jatim, pendirian KEK telah diusulkan oleh perusahaan dan telah mendapatkan SK dari Presiden. “Saat ini prosesnya masih menunggu peraturan pemerintah,” tutur dia.
Khususnya KEK di Singosari, ke depan akan menjadi salah satu kawasan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan adanya KEK ini, produk-produk handycraft di Jatim akan dapat terangkat. “Harapannya memang terjadi multi player effect baik dari segi tenaga kerja maupun produsi,” ungkap Dyah.
Pihaknya mengaku, proses pendirian KEK memang tidak mudah. Sebab, sejak 2016 proyek ini diusulkan dan baru keluar SK presiden pada Desember 2018 lalu. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran untuk memfasilitasi percepatan proses pendirian KEK. “Kita berharap supaya KEK ini dapat segera beroperasi tahun ini. Lahan yang telah disiapkan sudah mencapai 300 hektar di Singosari,” pungkas dia. [tam]

Tags: