Kembangkan Stasiun KA Malang untuk Antisipasi Lonjakan Penumpang

Corporate Deputy Director of Exiting Bussiness Development PT KAI, Rochsjid Budiantoro menemani Wali Kota Malang, Sutiaji (berdiri baju cokelat) meletakan batu pertama (groundbreaking) proyek pengembangan Stasiun KA Malang Tahap I di Stasiun Malang (ML) Kidul dalem, Klojen, Malang.

Kota Malang, Bhirawa
Stasiun Malang (ML) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kiduldalem, Klojen, Malang ini terletak pada ketinggian kurang lebih 444 meter dan termasuk dalam Daerah Operasi 8 Surabaya, dan merupakan stasiun kereta api terbesar di Kota Malang karena memiliki sembilan jalur kereta api.
Bahkan lokasi stasiun ini sangat strategis karena terletak tidak jauh dari Alun – alun Bundar, kompleks SMA tugu (SMAN 1, SMAN 3 dan SMAN 4 Malang), Gedung DPRD Kota Malang, Balai Kota Malang, Pasar Klojen dan Komplek Markas Satuan di bawah Kodam V Brawijaya.
Corporate Devuty Director of Exiting Bussiness Development PT KAI, Rochsjid Budiantor mengungkapkan setiap tahunnya, tercatat jumlah penumpang KA di Stasiun Malang selama tahun 2018 berjumlah 1.787.286 penumpang.
Jumlah ini naik 21% dibandingkan tahun 2017 dengan jumlah penumpang 1.478.370. Untuk tahun 2019, jumlah penumpang periode Januari hingga Agustus berjumlah 533.409 penumpang dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun.
”Pembangunan Stasiun Malang tahap 1 ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di masa mendatang. Dengan konsep desain pengembangan terinspirasi dari bentuk Gunung Putri Tidur yang berlokasi di antara Kabupaten Malang dan Kota Baru,” terangnya, Selasa (24/9).
Sementara itu, dalam rangka pengembangan perkeretaapian khususnya di Stasiun Malang, Wali Kota Malang, Sutiaji secara langsung meletakkan batu pertama (groundbreaking) proyek pengembangan Stasiun KA Malang Tahap I juga dihadiri Kadishub Jatim, Kepala Cabang Jasaraharja Jatim, jajaran Manajemen PT KAI Daop 8 Surabaya, Kepolisian, TNI, serta tokoh masyarakat.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, Stasiun Malang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dosmetik dan mancanegara, dengan bangunan heritage, sehingga dibutuhkan penataan yang terintegral agar kawasan Stasiun Malang menjadi rapih dan bersih.
”Dengan adanya pembangunan ini, bisa semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Malang,” ujarnya.
Sedangkan Executive Vice President PT KAI Daop 8 Surabaya, Suryawan Putra Hia berharap, tekadnya untuk mengembangkan transportasi di wilayah Jatim agar terus maju, sehingga bisa sejajar dengan transportasi perkeretaapian di Jakarta, khususnya di sektor kereta api komuter.
Adapun desain pengembangan Stasiun Malang ini menggunakan konsep sirkulasi pengkondisian udara yang memberikan sistem yang go green. Pengembangan Stasiun Malang terintegrasi dengan bangunan Stasiun Malang eksisting dan dibangun skybridge sebagai penghubung antara Stasiun Malang sisi timur dan sisi barat.
Pengembangannya Stasiun Malang ini akan dilakukan 2 tahap, kini adalah tahap I yang berupa pembangunan stasiun malang sisi timur dan pembangunan skybridge. Nantinya Stasiun Malang hasil pengembangan tahap I akan mempunyai luas bangunan 2.086 m2, luasan Parkiran 7.826 m2 dan ukuran skybridge 6,5 kali 72 m. Pada bangunan baru Stasiun Malang ini, nantinya bisa menampung kapasitas penumpang sebanyak 2.450 orang. Nilai proyek pembangunan tahap I ini menelan biaya Rp54,5 miliar
Manajer Humas Daop 8 Surabaya, Suprapto menambahkan, PT KAI Daop 8 Surabaya akan terus meningkatkan layanan Stasiun Malang, sehingga transportasi kereta api dapat terus berkompetitif dengan angkutan moda darat lainnya.
”Dengan dikembangkannya Stasiun Malang ini, diharapkan dapat semakin memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang pengguna jasa kereta api dan dapat membantu meningkatkan perekonomian Kota Malang dari sektor pariwisata. Inilah Kado spesial di HUT KAI yang ke-74 Bagimu Negeri,” pungkasnya. [riq.mut]

Tags: