Kemenag Jatim akan Evaluasi Hasil Pospenas

Di bidang olah raga yang berada di bawah koordinator Dispora berhasil meraih Jatim berhasil meraih 10 emas Pospenas 2019, sedangkan bidang seni lima perak. Santri Jatim yang turun di lomba atletik berhasil meraih lima medali emas.

Cabor Raih 10 Emas, Seni Raih Lima Perak
Surabaya, Bhirawa
Perjuangan maksimal sudah dilakukan atlet santri Jatim pada Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) di Bandung, Jabar. Pada event ini Jatim menempati peringkat ke tiga di bawah Jabar dan banten.
Jabar keluar sebagai juara umum dengan meraih 16 emas, tujuh perak, tujuh perunggu, Banten diperingkat kedua 12 emas, 10 perak, tujuh perunggu. Sedangkan Jatim harus puas di peringkat tiga dengan 10 emas, 14 perak, 16 perunggu.
Semua medali emas Jatim diraih dari bidang olah raga yang menjadi tanggung jawab Dispora Jatim, sedangkan bidang seni di bawah komando Kemenag Jatim hanya meraih medali perak dan perunggu. Atlet santri Jatim berhasil mendulang 10 emas, 9 perak, 11 perunggu. Sedangkan seniman santri Jatim meraih lima perak dan lima perunggu.
Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Pontren) Kemenag Jatim, Leksono mengakui prestasi bidang olahraga sangat bagus di Pospenas. ”Saya mengucapkan terimakasih kepada Dispora Jatim karena bisa membina atlet,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggamnya akhir pekan lalu.
Ia juga berjanji akan melakukan evaluasi terhadap hasil Pospenas tahun ini, agar Pospenas tiga tahun mendatang bisa memperbaiki prestasi. ”Kami akan terus melakukan evaluasi terutama di bidang seni agar Pospenas mendatang bisa lebih baik,” katanya.
Sebenarnya santri Jatim yang turun di Pospenas adalah mereka yang berhasil meraih juara di Pospeda. Untuk bidang olahraga, Dispora Jatim melakukan training center selama seminggu sebelum berangkat dan menempatkan pelatih yang berpenglaman. Demikian juga dengan bidang seni.
Sementara itu, Manajer Pencak Silat Didik dan Pelatih mengaku kesulitan untuk merekrut atlet pencak silat putri karena terkendala aturan pondok pesantren. ”Karena beberapa pondok pesantren melarang santri putri keluar dari pondok,” katanya.
Padahal ia melihat potensi untuk meraih medali emas di sektor putri sangat besar, terbukti ada tiga pesilat putri yang bisa meraih perak dan dua perunggu. Menanggapi hal ini, Leksono mengakui, aturan di pondok pesantren berbeda-beda terutama untuk santri putri. Selain itu ia juga melihat belum banyak pondok pesantren yang memiliki fasilitas olah raga.
“Bahkan ada santri putri yang tidak mau berangkat ke Pospenas jika tidak didampingi kiainya. Kedepan kami akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait,” katanya. [wwn]

Tags: