Kemenag Situbondo Gelar Dialog Terbuka Radikalisme

Kepala Kemenag Kabupaten Situbondo, H Nursyamsudin saat memberikan arahan dalam cara pembinaan pelayanan kehidupan beragama. Acara yang dibungkus dialog ini juga membedah dampak munculnya paham radikalisme di Situbondo. [sawawi/bhirawa].

Kepala Kemenag Kabupaten Situbondo, H Nursyamsudin saat memberikan arahan dalam cara pembinaan pelayanan kehidupan beragama. Acara yang dibungkus dialog ini juga membedah dampak munculnya paham radikalisme di Situbondo. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Guna mencegah dan menangkal penyebaran faham radikalisme yang belakangan ini menjadi pro-kontra ditanah air, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Situbondo menggelar dialog terbuka dengan melibatkan sejumlah lintas organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Muhammadiyah, NU, MUI, Fatayat NU, organisasi mahasiswa dan pemuda serta sejumlah SKPD seperti Bakesbangpol Kabupaten Situbondo. Para pimpinan lembaga penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Kodim ikut serta dilibatkan sebagai pembicara utama yang dikemas dalam pembinaan pelayanan kehidupan beragama, pagi kemarin (4/2).
Kepala Kemenag Kabupaten Situbondo Nursyamsudin, melalui penyelenggara Syariah, H. Maulana Akhmad Ridho S.Ag, mengatakan, cikal bakal kegiatan ini diadakan bertujuan untuk mengantisipasi kegiatan dari kelompok yang mempunyai aliran radikal di Kota Santri.
Ini menjadi perhatian serius pemerintah dan umat Islam, kata H Ridho karena memiliki pengaruh negatif bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kehidupan beragama. “Kita harus mengawali membuat program kerja. Maka dari itu, kami sengaja mengumpulkan ormas, lembaga pemerintah terkait agar apa yang mereka lakukan bisa kita cegah sedini mungkin masuk di Situbondo. Untuk itu, kami berharap ada dukungan penuh dari seluruh pihak dan elemen masyarakat Situbondo,” pinta H Ridho disela-sela acara kemarin.
Adapun target utama dari kegiatan itu, urai H Ridho, kedepan ada tindak lanjut serta ada rekomendasi pernyataan sikap bersama dari tokoh tokoh yang hadir pada acara dialog terbuka menghadapi paham radikalisme ditanah air, khususnya di Kabupaten Situbondo.
Nanti di lapangan, sambung H Ridho, ia akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar hasilnya bisa diserap/diketahui sampai ke lapisan terbawah. “Agar efektif, kami melibatkan KUA yang notabene merupakan ujung tombak Kemenag Situbondo,” papar H Ridho.
Pria yang sebelumnya berdinas di Seksi Haji itu menandaskan, dalam dialog antar lintas ormas Situbondo ini, juga membedah dan membahas munculnya aliran atau faham Gafatar dan ISIS, yang akhir-akhir menjadi perbincangan hangat di Indonesia dan dunia. H Ridho juga mengakui, dari hasil pengamatan sementara kini aliran Gafatar di Situbondo terindikasi ada. “Namun demikian kami berharap, semoga indikasi itu tidak menjadi kenyataan dan benar-benar tidak ada di Situbondo,” urai H Ridho.
Sementara itu Ketua MUI Kabupaten Situbondo, Syaiful Muhyi, banyak mengupas soal ajakan memegang teguh ajaran Rasulullah sehingga pondasi ajaran agama umat Islam semakin kuat dan bisa menghindari ajakan aliran sesat atau faham radikalisme di Situbondo.
Kata Syaiful Muhyi, Rasulullah tidak pernah memberikan tuntunan soal terorisme karena hal itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. “Perang yang dibolehkan itu hanya perang yang mendapat ijin dari negara/pemerintah,” pungkas Syaiful Muhyi seraya mengajak untuk menghindari sifat ujub, tamak dan dengki. [awi]

Tags: