Kemendikbud Dorong Revitalisasi SMK Melalui BLUD

Dr Saiful Rachman

Dindik Jatim, Bhirawa
Konsep Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk SMK tidak lagi hanya akan diimplementasikan di Jatim. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ikut mendorong revitalisasi SMK di seluruh Indonesia juga melalui BLUD.
Penerapan BLUD tersebut khususnya diharapkan dapat terealisasi untuk 219 SMK di Indonesia yang telah mendapatkan bantuan revitalisasi dari Kemendikbud. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, sejak satu tahun lalu Jatim telah merintis program BLUD untuk SMK. Sekolah-sekolah yang diusulkan telah melalui seleksi dan terpilih 20 SMK BLUD tahun ini.
“Mendirikan BLUD itu tidak gampang. Tahun lalu kita mengajukan 25 dan disetujui 20. Tahun ini kita coba ajukan lagi 25 lembaga,” tutur Saiful saat dikonfirmasi, Rabu (25/4). Seleksi program BLUD tersebut melalui pendampingan dari BPKAD Jatim.
Menurut dia, revitalisasi SMK itu meliputi pengembangan jurusan dan teaching factory. Untuk mencapai hal itu, Jatim mengambil langkah membentuk BLUD. Namun, pembentukan BLUD sekolah harus siap dengan berbagai konsekuensi yang melekat. Di antaranya ialah rancangan bisnis yang matang, sistem manajerial dan pengawasan.
Lebih lanjut Saiful mengungkapkan, selain memiliki orientasi bisnis, status BLUD juga harus tetap memiliki dampak yang positif terhadap proses pendidikan di sekolah itu sendiri. Peningkatan kualitas sekolah ditunjukkan dengan adanya laboratorium besar untuk praktik siswa. “Semua memang antusias dengan BLUD yang dibuat di Jatim. Termasuk dari direktorat SMK (Kemendikbud) juga sangat mendukung adanya BLUD SMK ini,” tutur Saiful.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Dr Hudiyono menuturkan, Kemendikbud tahun ini juga memberikan bantuan revitalisasi untuk SMK. Sasarannya ada sekitar 35 lembaga dengan nilai bantuan yang variatif. “Keperluannya bermacam, untuk pengembangan program, penambahan fasilitas, penambahan ruang belajar dan sebagainya,” tutur Hudiyono.
Menurut dia, tepat jika BLUD dijadikan model percepatan revitalisasi SMK. Sebab, untuk menjadi BLUD sekolah akan melalui berbagai tahapan. “Kalau sudah berstatus BLUD otomatis sekolah tersebut sudah terevitalisasi,” tutur Hudiyono.
Hudiyono mengakui, revitalisasi SMK erat kaitannya dengan biaya. Karena itu, SMK didorong menggunakan model BLUD untuk memperkuat pembiayaan sekolah. Khususnya dengan pembiayaan secara mandiri melalui potensi yang dimiliki oleh sekolah. “Kalau sudah BLUD sekolah akan lebih mandiri dengan pembiayaannya,” tutur Hudiyono.
Sementara itu, Mendikbud RI Prof Muhadjir Effendi dalam rilis Kemendikbud menerangkan, bantuan revitaslisasi SMK diharapkan dapat dipakai sebagai stimulan. Targetnya adalah segera meningkatkan standarnya. Khususnya standar isi, proses, pengajar, dan kompetensi lulusan yang sesuai dengan cita-cita dibuatnya SMK.
“Yang 219 ini tolong dipercaya untuk menjadi BLUD. Karena kalau teaching factory ini tidak produksi dan menjadi inkubator bisnis percuma saja,” tutur Muhadjir. Bantuan yang diberikan, lanjut dia, tidak akan banyak berarti jika tidak dibarengi dengan kemampuan mengembangkan kapasitas sekolah agar semakin sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. [tam]

Tags: