Kemendikbud-SMKN 3 Gelar Diklat Pembelajaran Berbasis STEM

Kasek SMKN 3 Bondowoso Dr Umar Said MPd bersama pejabat Ditjen GTK Kemendikbud RI dan pengawas saat pembukaan diklat pembelajaran STEM. [sawawi]

Bondowoso, Bhirawa
Mengacu pada hasil survey PISA pada 2015 silam, diketahui skore sains Indonesia sebesar 403, matematika 386 dan literasi 297. Dari 70 negara yang di survey PISA, mapel sains berada di urutan 62, matematika 63, sedangkan literasi 64. Hasil survey ini menunjukkan Indonesia berada pada urutan 10 besar dari peringkat bawah. Skore PISA tahun 2012 juga tidak kalah memprihatinkan, sains, matematika, dan literasi Indonesia berada di urutan 64, 65 dan 61 dari total 65 negara.
Melihat peringkat tersebut, Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 3 Bondowoso Dr Umar Said MPd memandang perlu untuk melakukan perubahan, inovasi dan reformasi dengan cara memberi pembelajaran siswa dari penggunaan paradigma lama menjadi paradigma baru. Satu diantaranya, kata Umar Said, harus membangun penguasaan konten melalui proses keterampilan (skills) yang dilandasi sikap, karakter dan kebiasaan yang baik. “Perlu diingat bahwa akhir suatu proses pendidikan pada dasarnya adalah menanamkan kepribadian. Dengan memberikan pembelajaran berbasis STEM yang merupakan pembelajaran alternatif dan potensial untuk digunakan membangun keterampilan pada abad 21 ini,” ujar Umar Said.
Masih kata Umar, STEM (Science Technology Engineering dan Mathematics) merupakan yang pertama kali di luncurkan National Science Foundation Amerika Serikat pada tahun 1990-an. Saat itu di USA ada gerakan reformasi pendidikan dalam keempat bidang disiplin tersebut perlu digaungkan secara luas. Program ini, lanjut Umar, bertujuan untuk menumbuhkan angkatan kerja di bidang-bidang STEM serta untuk mengembangkan warga negara yang paham STEM (STEM Literate). “STEM ini juga untuk meningkatkan daya saing global Amerika Serikat (AS) dalam inovasi IPEK (Hanover Research, 2011),” tegas Umar Said.
Oleh karena itu, papar Umar Said, untuk mewujudkan program itu SMK Negeri 3 Bondowoso bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK BOE Malang) sebagai unit pelaksana teknis pendidikan kejuruan di bawah Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, melaksanakan peningkatan kompetensi guru SMK melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Ini, urai Umar lagi sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu output peserta didik SMK melalui program PKB dengan tema Pembelajaran Berbasis STEM. “Diklat STEM ini dilaksanakan mulai 29 Oktober sampai 3 November 2018,” papar Umar Said.
Program STEM ini, lanjut Umar Said, sebagai realisasi penyebarluasan kebijakan pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis STEM dan konsep soal-soal HOTS serta untuk memberikan gambaran yang lengkap dan jelas tentang pentingnya pengembangan pembelajaran berbasis STEM dan cara-cara menyusun soal HOTS. Selain itu, sambung Umar Said, program ini untuk merencanakan pembelajaran berbasis STEM dan penyusunan soal-soal HOTS dalam kurikulum 2013.
“Kami berharap dari kegiatan ini dapat tersosialisasikan kebijakan tentang pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis STEM dan meningkatkan pemahaman guru tentang pentingnya pengembangan pembelajaran berbasis STEM,” beber Umar Said.
Umar menambahkan, para peserta kegiatan adalah guru SMK pada Pusat Belajar dan sekitarnya dengan jumlah peserta sebanyak 72 orang yang terbagi dalam 3 kelas (24 peserta/kelas). Setiap sekolah sasaran, sambung Umar, mengirimkan 1 orang guru fisika; 1 orang guru kimia; 1 orang guru matematika dan 1 orang guru produktif.
“Kami melibatkan Kelas J dan Kelas K, masing masing sebanyak 24 peserta yang berasal dari Bondowoso. Terakhir dari Kelas L sebanyak 24 peserta berasal dari Situbondo,” pungkas Umar Said. [awi.har]

Tags: