Kemendikti Terapkan Informasi Berbasis Android

Ketua Abdimas Umsida Hana Catur Wayuni bersama Muji Astuti menunjukkan aplikasi sistem informasi berbasis android.

Sidoarjo, Bhirawa
Masih banyaknya informasi dan pendataan di desa-desa yang kurang maksimal saat dibutuhkan, bahkan menyulitkan untuk mencari data pedesaan. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemendikti) melakukan uji coba menerapkan sistem informasi kependudukan dan sistem aplikasi berbasis android.
Kedua sistem tersebut dikerjakan melalui pragram Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah (Abdimas Umsida) Sidoarjo, sudah mulai diterapkan di Desa Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, yang sementara ini masih diujicobakan ditingkat RW 05 Perumahan Graha Candi Mas. Tujuannya agar masyarakat memeroleh informasi yang lengkap dan mudah terhadap lingkungan sekitarnya.
Ketua Abdimas Umsida Sidoarjo Hana Catur Wayuni ST, MT bersama Muji Astuti SE, MM menjelaskan kalau program sistim informasi, ini diluncurkan karena dilatarbelakangi data-data yang ada di warga perumahan itu kurang lengkap. Data identitas warga tetap maupun warga kontrak, alamat rumahnya dimana, anaknya berapa, tanggal lahirnya kapan, itu yang terkadang sulit untuk diketahui.
Sementara dari instansi luar, kecamatan maupun kelurahan sering memberikan kami edaran untuk pengisian data-data tertentu, data balita maupun data lansia. Hal inilah yang terkadang memicu kader-kader kami merasa kesulitan untuk mencari data-data tersebut. “Jadi setiap kami butuh data, terus mencari ke petugas-petugas RT maupun RW,” jelas dosen Tehnik Industri Umsida ini.
Dengan kondisi seperti itulah kami bekerjasama dengan Kemendikti menciptakan sistem informasi kependudukan dan aplikas sistem informasi berbasis android. Untuk sistem informasi kependudukan itu, kami membuat database yang isinya tentang data warga, misalkan nama KK, rumahnya di mana, jumlah warganya berapa, statusnya apa. Itu semua sudah terkafer dalam database tersebut. “Nantinya akan terus kami kelola, akan kami update terus, kami bekerjasama dengan RT yang bisa memberikan laporan ada perubahan nama warga dan yang lainnya,” terang Hana Catur saat ditemui di kantornya (25/8).
Sementara, untuk aplikasi sistem informasi berbasis android ini diciptakan karena kami sering kali informasi dari RW itu tidak bisa diterima oleh warga secara utuh. Jadi setelah rapat RW, hasilnya ke RT atau tidak itu warga tidak tahu. “Misalnya kenaikan iuran sampah, kapan ada 17 Agustusan, dan itu semua terkadang kurang maksimal,” ungkapnya yang diiyakan Muji Astuti dosen Fak. Ekonomi dan Bisnis Umsida. Lanjutnya, disisi lain, warga juga kesulitan mengakses laporan-laporan RW, termasuk laporan keuangan, meskipun kami sudah membuat tetapi tidak bisa mensosialisasikan secara maksimal. Dengan aplikasi tersebut, dokumen foto-foto Agustusan, laporan keuangan sampai bulan Juli ini juga sudah bisa dilihat.
Di sisi lain warga kami adalah wirausaha, butuh juga memberikan informasi produk-produknya, maka kami membuat sistem aplikasi berbasis android ‘RW 05 Graha Candimas’ sudah dilaunching tanggal 19 Agustus 2018 lalu.
“Jadi,masing-masing warga sudah bisa mendowload lewat Play store. Semoga program ini bisa menjembatani komunikasi warga dengan baik,” pungkasnya. [ach]

Tags: