Kemeneg Tuban Wajibkan Siswa Shalat Dhuhur Berjamaah

Siswa ShalatTuban, Bhirawa
Kementerian Agama(Kemenag) Kabupaten Tuban, telah menerapkan program pembiasaan untuk madrasah. Seperti program wajib mulai dari siswa, staf dan guru tersebut diantaranya tadarus Al Qur’an sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan sholat dhuhur berjama’ah.
Tidak hanya itu, sebelum mewajibkan madrasah, program tersebut sudah dilakukan Kankemeng Tuban pada tahun 2014 ini. Target kami adalah untuk guru yaitu menjadikan guru madrasah sebagai madrasah anak didik-nya. Artinya, meskipun guru tersebut mengajar pelajaran umum, akan tetapi guru itu juga belajar pelajaran tentang agama dan berkaitan dengan madrasah.
”Dari situlah, nantinya guru yang asalnya mengajar pelajaran umum menjadi guru madrasah,” kata Mohammad Muhlisin Mufa, Kepala Seksi Madrasah Kan Kemenag Kabupaten Tuban (16/10).
Direncanakan program selanjutnya yang akan diterapkan pada tahun 2015 mendatang, adalah seluruh madarasah baik tingkat MA, MTs dan MI, agar tenaga pengajar dan dewan gurunya semuanya lulusan strata satu (S1).
“Program pembiasaan ini karena kami ingin meningkatkan kualitas baik dari segi akademik maupun kharakteristik madrasah yang ada di Tuban. Buktinya penerapan tersebut tidak untuk siswa semata. Akan tetapi, seluruh warga madrasah pun diwajibkan mengikuti program pembiasaan tersebut,” tambah Muhlisin.
Dari evaluasi yang dilakukan, dari sekian banyak program pembiasaan,  sebanyak 70 hingga 90 persen sudah terealisasi. Sedangkan untuk program menjadikan guru madrasah sebagai madarasah sampai saat ini tingakt keberhasilannya sekitar 50 persen karena baru berjalan.
Sementara untuk program lain tentang guru madrasah diharuskan lulus S1 rencana akan mulai diberlakukan 2015 mendatang. Namun saat ini kemenag sudah melakukan sosialisasi sejak dini ke madrasah-madrasah.
Ditambahkan, program lain dari kemenag Tuban juga berencana mendirikan satu desa satu madrasah. Hal itu bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat yang berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya didunia pendidikan agama. Sebab, saat ini pendidikan agama sedang gencar-gencarnya diburu oleh masyarkat, khsususnya ditingkat pedesaan.
“Kedepan di Tuban ini, mau kita usahakan, satu desa satu madrasah. Hal itu dilakukan, karena untuk memfasilitasi masyarakat yang sedang menginginkan anaknya sekolah dipendidikan agama. Untuk merealisasikan rencana itu, kami pun telah berkerjasama dengan LP Maarif NU Tuban dan Didas Muhammadiyah Tuban,” Terang wakil ketua PC LP Maarif NU Tuban ini.
Menanggapi program tersebut, Acsanun Nasich Kepala MI Roudhotut Tolabah Bulu Banjarjo, Kecamatan Bancar, Tuban, saat dikonfirmasi mengatakan, sangat setuju dengan program yang diterapkan. Pasalnya, demi kemajuan sebuah madrasah. Akan tetapi, Achasan meminta pada Kemenag agar bisa melihat kondisi madarasah bersangkutan. Sebab, tidak semuanya madrasah mampu menjalankan program itu.
“Salah satu contoh, dimadarasah kan banyak guru yang sudah sepuh, kalau dipaksa harus lulus S1 apakah mampu, sedangkan disisi lain guru itu ngajarnya sudah lama, masa harus kita keluarkan,” Terang Acsanun Nasich Kepala MI Roudhotut Tolabah Bulu Banjarjo, Kecamatan Bancar, Tuban. (hud)

Tags: