Kemenkumham Gelar Peragaan Busana Karya Warga Binaan Pemasyarakatan

Kakanwil Kemenkumham Jatim, Susy Susilawati memperagakan busana batik karya warga binaan pemasyarakatan Kemenkumham Jatim, Selasa (29/10). [Abednego]

Rubah Stigma Negatif WBP di Mata Masyarakat
Surabaya, Bhirawa
Beberapa produk seperti topeng, batik, sepatu kulit, miniatur kapal, rajutan hingga olahan makanan, yaitu sambel klotok tertata rapi disamping ruang tunggu Kanwil Kemenkumham Jatim, Kemudian ada juga busana batik dengan beberapa model terpajang di ruang tersebut. Siapa sangka produk tersebut adalah karya dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Stigma negatif yang sering disematkan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak selamanya tepat. Pandangan terhadap WBP yang dikaitkan dengan kriminalitas coba dirubah oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Jatim.
Melalui Kemenkumham Jatim, semua warga binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan) diasa kreativitas dan keterampilannya. Hasilnya mereka bisa menghasilkan produk yang cukup bagus.
Hasil karya itu pun diapresiasi Kemenkumham Jatim dengan membuatkan galeri seni hasil warga binaan pemasyarakatan yang ditempatkan disamping ruang tunggu Kanwil Kemenkumham Jatim. untuk hasil karya berupa busana batik, Kemenkumham pun menggelar fashion show batik hasil warga binaan pemasyarakatan.
Lobi Kanwil Kemenkumham Jatim pun disulap menjadi area catwalk fashion show. Para pegawai jajaran termasuk para pimti pratama yang dipimpin Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenkumham Jatim, Susy Susilawati berlenggak-lenggok di atasnya. Total ada 183 pegawai yang menjadi peragawan/ peragawati busana batik karya WBP.
“Kegiatan ini merupakan buah dari ketekunan dan keterampilan warga binaan yang mampu membuat suatu karya busana batik yang indah. Sehingga warga binaan tidak lagi dicap dengan stigma negatif, tapi mereka mampu menghasilkan suatu karya dan produk yang bagus,” kata Kakanwil Kemenkumham Jatim, Susy Susilawati, Selasa (29/10).
Susy mengaku ratusan busana batik hasil karya warga binaan ini dipamerkan dan dipakai oleh seluruh pegawai maupun pejabat Kemenkumham Jatim. Apalagi batik saat ini menjadi salah satu produk unggulan yang sedang digalakkan. “Memang selama ini masih belum ada bentuk promosi yang baik untuk mengenalkan produk hasil warga binaan ke masyarakat,” ungkapnya.
Dengan kegiatan fashion show ini, Susy berharap bisa lebih mengenalkan batik karya warga binaan ke masyarakat. Karena selama ini batik yang diproduksi mayoritas hanya digunakan untuk internal Kemenkumham saja. Seperti Batik Lapas Bojonegoro yang digunakan seluruh pegawai Kemenkumham Jatim.
“Pimpinan tinggi di pusat, bahkan Menkumham Yasonna H Laoly menggunakan batik hasil karya WBP di Lapas Bojonegoro. Sehingga kami berharap ke depan batik karya warga binaan ini akan booming dan dikenal di masyarakat,” harapnya.
Selama kegiatan, Susy mengaku merinding dan merasa terharu, ternyata hasil karya WBP ini sangat bagus dan desainnya juga tidak asal-asalan. Untuk itu pihknya bersama jajaran telah berupaya memasarkan batik-batik tersebut dengan menitipkan di galeri-galeri lokal. Bahkan, di ruang tunggu Kanwil Kemenkumham Jatim telah dibuatkan sudut khusus untuk memamerkan batik itu.
“Kami juga menitipkan melalui agen travel dan hotel seperti yang dilakukan Lapas Banyuwangi. Tujuannya tidak lain untuk memasyarkan batik hasil karya warga binaan pemasyarakatan,” pungkasnya. [Abednego]

Tags: