Kemenpar RI Bina Pengelola Homestay Kota Batu

Suasana pembinaan dan pelatihan pengelolaan homestay yang digelar Kemenpar RI di Hotel Filadelfia Kota Batu

Kota Batu,Bhirawa
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI  mencatat wisatawan mancanegara(wisman) cenderung memilih homestay dari pada menginap di hotel. Untuk itu Kemenpar RI berharap ada peran serta dari para pelaku homestay dalam menyambut para wisatawan ini. Kamis (9/11) mereka mengadakan pembinaan dan pelatihan kepada puluhan pemilik dan pengelola homestay di Kota Batu yang dilaksanakan di Hotel Filadelfia Kota Batu.
Untuk menambah wawasan dan pemahaman para pemilik dan pengelola homestay, Kemenpar RI sengaja mendatangkan praktisi pariwisata, Budi Setiawan, yang juga akademisi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta. Adapun materi yang menjadi fokus pembahasan adalah seputar produk homestay, pengelolaan homestay, dan pelayanan homestay.
“Jadi pemilik atau pengelola homestay ini tidak hanya menyediakan jasa penginapan bagi para wisatawan, tetapi juga harus memperhatikan kemampuandalam pelayanan. Baik pelayanan penerima tamu, tata Graha, maupun pelayanan makanan dan minuman,”ujar Budi.
Dengan meningkatkan aspek pelayanan di atas, maka diharapkan keberadaan homestay di Kota Batu dapat meningkatkan kapasitas usahanya untuk menunjang destinasi pariwisata. Dikatakan Kabid Pengembangan Potensi Destinasi Masyarakat, Kemenpar RI, Ambar Rukmi, ada perubahan paradigma wisatawan, khususnya wisman yang semula senang tinggal di hotel, kini beralih ke homestay.
Alasannya , lanjut Ambar, tentu karena lebih murah dan mudah diakses. Selain itu dengan tinggal di homestay, banyak wisman yang senang membaur dengan masyarakat tradisional dan kearifan lokalnya. “Tak sedikit juga wisatawan mancanegara yang ingin melihat langsung sosial masyarakat dan sosial kebudayaan khususnya di kawasan pedesaan,”ujar Ambar.
Ia menjelaskan bahwa pada dasarnya homestay adalah tempat tinggal warga, dan lebih tepatnya warga yang berada di destinasi desa wisata. Mereka kemudian menyewakan kamarnya maksimal lima kamar. Khusus untuk wilayah Kota Batu dipilih karena masuk dalam Destinasi Pengembangan Prioritas (DPP), sebagai salah satu penyangga wisata Bromo Tengger Semeru (BTS).
Kemnepar RI sendiri pada tahun 2018 menargetkan adanya 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan sebanyak 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) berkunjung ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. (nas)

Tags: