Kemenpora Ajari Pemuda dan Mantan Atlet Bikin Shuttlecock

Surabaya, Bhirawa
Animo masyarakat Jatim untuk bermain bulu tangkis masih sangat tinggi. Kondisi ini tentunya menjadi peluang bagi pelaku industri olahraga khususnya Cabor Bulu Tangkis untuk terus mengembangkan dan memasarkan produknya.
Melihat peluang itulah Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Diklat SDM Tenaga Teknis Barang Industri Olahraga yang digelar di Hotel Novotel Surabaya, 25-29 September, dan diikutiĀ  sebanyak 60 peserta dari kalangan pemuda maupun mantan atlet.
Menurut Asisten Deputi (Asdep) Indutri dan Promosi Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Hj Suryati SSos Msi, tujuan digelarnya kegiatan ini untuk memberikan keterampilan kepada para pemuda dan mantan atlet agar mereka bisa mendapat keterampilan membuat Shuttlecock.
Hj Suryati melihat peluang membuka usaha itu masih sangat terbuka, meski saat ini sudah ada beberapa pabrik besar maupun home industri shuttlecock yang sudah mengusai pasar di Jatim.
”Saya rasa peluang masing sangat terbuka, mungkin nantinya para peserta bisa membidik pasar mereka yang baru belajar badminton dan menjual produknya dengan harga murah. Karena kalau hanya untuk latihan pemula belum perlu menggunakan shuttlecock dengan kualitas bagus,” katanya saat membuka kegiatan diklat, Senin (25/9).
Suryati berharap para peserta bisa memanfaatkan kegiatan ini, sebab selama mengikuti diklat mereka akan dipandu oleh pembicara maupun trainer yang sudah terlatih dalam membuat Suryati shuttlecock.
Ditemui ditempat yang sama, Kepala Dispora Jatim, Drs Supratomo MSi yang disampaikan Kepala Bidang Kemitraan, Haris Ramadhan, kegiatan ini pasti berdampak positif karena memberikan keterampilan bagi para pemuda untuk membuka usaha sekaligus membuka lapangan kerja. ”Sudah saatnya para pemuda tak mencari pekerjaan, namun harus bisa membuka usaha untuk menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara M Gajah Nata Surya menjelaskan, selama kegiatan para peserta akan diajari mulai teknik melurufkan bulu angsa, memasang, merangkai hingga finishing. ”Bahan baku pembuatan shuttlecock sangat murah dan mudah didapat, jadi peserta bisa membuka usaha usai mereka mengikuti kegiatan ini. Dan Kemepora juga akan berupaya melakukan pendampingan,” katanya. [wwn]

Tags: