Kemenristek Dikti Jadikan Klakah dan Ranu Pakis Desa Agropolitan Jamur Tiram

Ketua PPDM Politeknik Jember Hendra Yufit Riskiawan (kedua dari kanan) usai menyerahkan bantuan Kemenristek Dikti kepada Kelompok Petani Jamur Tiram (KPJT) Manut Moh. Imam Agus Syaichu (ketiga dari kanan) Kec. Klakah Lumajang, kemarin.

(Program Pengembangan Desa Mitra) 

Jember, Bhirawa
Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) sentuh dua desa di Kecamatan Klakah Lumajang dijadikan desa agropolitan berbasis jamur tiram. Kedua desa tersebut yakni Desa Klakah dan Desa Ranu Pakis.
Melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) diharapkan kedua desa tersebut menjadi kampung rintisan Industri berbasis keunggulan lokal jamur tiram.
Ketua Pelaksana PPDM Politeknik Jember Hendra Yufit Rizkiawan mengatakan, untuk mensukseskan program rintisan ini, pihaknya telah menyerahkan baglog, inokulasi jamur (bibit jamur tiram) kepada Kelompok Petani Jamur Tiram (KPJT) ‘Manut’ Klakah.
” Mereka (anggota kelompok) nanti akan melakukan budidaya dan produksi secara mandiri. Mereka budidaya jamur dari hulu ke hilir. Mulai dari pembibitan hingga produksi jamur menjadi bahan olahan” ujar Hendra kemarin.
Menurutnya, produksi jamur tiram KPJT ‘Manut’ selama ini sudah tembus 200 kg per harinya. Jamur ini dijadikan bahan dasar makanan olahan krispi, bakso jamur dan memenuhi kebutuhan masyarakat. ” Bakso jamur KPJT ‘Manut’ ini sudah memiliki 12 outlet yang tersebar di Kab. Lumajang dan Pandaan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, guna mendorong PPDM, Kemeristek Dikti juga memberikan bantuan peralatan Deep Frying (alat penggorengan jamur krispi), freezer, stimer baglog, webside, dan aplikasi point of sales (kasir online).” Ini bantuan tahun pertama. Diharapkan 3 tahun kedepan KPJT ‘Manut’ bisa mandiri,” ujarnya pula.
Ketua KPJT ‘ Manut’ Moh. Imam Agus Syaichu mengaku sangat berterima kasih atas bantuan dan dorongan Kemenristek Dikti melalui Politeknik Jember yang telah memilih wilayahnya sebagai agropolitan berbasis jamur tiram.” Bantuan peralatan yang telah diberikan kepada KPJT akan membantu peningkatan produksi jamur tiram anggotanya,” ujar Agus kemarin.
Menurut Agus, dalam pengembangan budidaya jamur tiram di dua desa tersebut, dikelompokan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Ada kelompok khusus menyediakan bibit, ada kelompok produksi jamur, dan ada kelompok yang khusus membuat makanan olahan berbasis jamur.
” Dengan begitu mereka saling membutuhkan dan tidak saling mematikan usahanya,” katanya.
Untuk merangsang anggota, KPJT Manut ini memberikan reward kepada anggota. Jika hasil produksi jamur mereka kurang bagus, pihaknya justru membelinya dengan harga tinggi.
“Misalnya, jamur yang bagus kita beli Rp.10 ribu/kg, sedang jamur yang kwalitas jelek kita beli Rp.11 ribu/kg. Selain itu, kita memberikan hadiah kepada putra-putri anggota kolompok yang berprestasi, dan memberikan bantuan Ro.300 ribu bagi anggota yang sedang sakit. Ini semua diberikan untuk memberi spirit kepada anggota untuk terus meningkatkan produksinya,” ujarnya singkat.(.adv.efi)

 

Tags: