Kementan Butuh 4 Juta Semen Beku Sapi Pejantan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat sapi jenis limosin hasil inseminasi buatan di halaman Airlangga Convention Center (ACC) Universitas Airlangga, Kamis (10/11). [adiit hananta utama]

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat sapi jenis limosin hasil inseminasi buatan di halaman Airlangga Convention Center (ACC) Universitas Airlangga, Kamis (10/11). [adiit hananta utama]

Unair Diminta Perbanyak Hasil Produksi
Surabaya, Bhirawa
Inseminasi buatan sapi jenis Limosin Gulliver dan Simental Guard Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) berhasil menarik perhatian Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Ini diyakini dapat mendukung target kelahiran sapi nasional sebesar 3 juta ekor pada 2017 mendatang.
Untuk mencapai target itu, Mentan Andi Amran Sulaiman meminta Unair memproduksi semen beku (sperma) sapi pejantan sebanyak-banyaknya. Sebab, pihaknya kini tengah membutuhkan 4 juta semen beku yang tahun depan akan dibagikan ke peternak secara gratis. “Unair bisa produksi 20 ribu semen beku, saya minta tambah. Pemerintah yang akan beli lalu dibagi untuk petani Indonesia, gratis,” tutur Amran usai mengikuti sidang Dies Natalis ke-62 Unair, Kamis (10/11).
Selain penyediaan semen beku, Amran juga meminta Unair untuk menyediakan pendampingan dari dosen-dosen terbaiknya. Kerjasama ini, diputuskan dengan spontan tanpa perlu menggunakan penandatanganan nota kesepahaman terlebih dulu. “Kita putuskan kerjasama dengan Unair meski belum didahului MoU. Kita punya program sapi indukan wajib bunting,” papar Amran.
Untuk mewujudkan target itu, Amran bahkan mempersilakan anggaran perjalanan dinasnya senilai Rp 1,2 triliun dicabut dan dialihkan untuk petani. Dari pemanfaatan semen beku pada 2015, mampu meningkatkan produktivitas daging dalam negeri. Khususnya Jatim yang angka kelahiran sapinya paling tinggi tahun lalu, yakni 1.050.000 ekor. Dilihat dari keberhasilannya, Amran menegaskan akan mendistribusikan semen beku paling banyak untuk Jatim. “Sekitar 25-30 persen akan kita salurkan untuk Jatim,” tutur dia.
Setelah kerjasama dengan Unair, panen diharapkan lebih besar lagi. Pada 2015 kelahiran mencapai 1,4 juta ekor, tahun depan pihaknya menarget 3 juta kelahiran. Untuk mencapai swasembada daging, langkah ini diakuinya harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. “Program akan dilanjutkan setiap tahun. Kalau presiden menargetkan 2019, dengan cara seperti ini swasembada daging kita mungkin akan lebih cepat,” kata dia.
Khusus untuk pengadaan semen beku, lanjut Amran, sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun.  Selain pengadaan semen beku, swasembada daging juga diupayakan melalui impor indukan sapi sebesar 20 persen dari total pengadaan semen beku. Andi menyebut sudah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan terkait hal ini. “Impor induk ini untuk mempercepat swasembada daging. Sapi itu yang penting masuk wilayah RI, terlepas pengusaha mana yang mengimpor. Lahan seluas 1 juta hektare disiapkan pemerintah mendukung program ini,” pungkasnya.
Rektor Unair Prof M Nasih mengatakan, selama ini Unair banyak menyuplai kebutuhan semen beku dari banyak perusahaan perternakan di Tanah Air. Perusahaan ini yang memenuhi stok kebutuhan daging nasional.
Pihaknya merinci, dari hasil inseminasi buatan yang dilakukan, anakan sapi berusia 10 bulan sudah berbobot 350 kg. Padahal, untuk sapi lokal supaya mencapai berat 350 kg diperlukan masa rawat selama 3 tahun. Anakan Limosine Gulliver maupun Simental Guard yang berusia 5,5 tahun beratnya mencapai 1 ton lebih. [tam]

Tags: