Kementerian PP dan PA Ajak Mahasiswa dalam Perlindungan Anak

Diskusi tematik yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kantor Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/4) kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Indonesia kini dinilai berada dalam kondisi darurat kekerasan terhadap anak. Berbagai pihak perlu bersinergi dalam melakukan perlindungan terhadap anak, termasuk mahasiswa. Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Fernandes Hutagalung, ST MM, mengatakan mahasiswa perlu melakukan peran nyata untuk menggerakkan perlindungan terhadap hak-hak anak.
“Berdasarkan situasi dan fakta bahwa Indonesia sekarang ini berada dalam situasi darurat kekerasan dan darurat pelanggaran terhadap hak anak. Peran kampus sebagai rumah ilmu untuk menggerakkan perlindungan anak,” kata Fernandes Hutagalung saat hadir dalam diskusi tematik yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kantor Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/4) kemarin.
Hal itu, menurutnya, bisa dilakukan dengan menyiapkan calon-calon pemimpin untuk peduli akan persoalan anak dalam rangka memutus mata rantai kekerasan atau pelanggaran-pelanggaran hak anak yang ada di Indonesia. “Sebagai calon-calon pemimpin harus mempunyai prospektif dalam menyiapkan generasi pemimpin dalam melindungi anak-anak dari kekerasan. Tidak hanya itu, juga harus mempunyai tanggung jawab akan perlindungan anak. Sebagai mahasiswa fakultas hukum peran perlindungan anak sangat penting,” katanya. Oleh karena itu, perlu gerakan bersama melibatkan mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin masa depan.
“Mahasiswa punya peran dalam memutus mata rantai kekerasan pada anak secara nasional, harus disiapkan orang-orang yang punya tanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak dari kejatahatan dan kekerasan,” ujarnya.
Ia mengajak mahasiswa agar tidak abai terhadap kasus-kasus kekerasan yang menimpa anak.
Di tempat yang sama Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Drs Herawanto Ananda, MSi mengajak mahasiswa untuk ikut memberikan kontribusi dalam memecahkan persoalan bangsa. Kepada para mahasiswa, Ananda juga berpesan agar berhati-hati dalam mengenali lingkungan. Karena tidak menjamin lingkungan yang dianggap aman, seperti di keluarga bisa terhindar dari kekerasan. [ina]

Tags: