Kementerian PU Dukung Pengembangan Kota Cerdas Berkelanjutan

Prof.Suhono-Harso-Supangkat-Ketua-Smart-City-Forum-Ahmad-Hermanto-Dardak-Ka-Badan-Pengembangan-Infra-Struktur-Wilayah-Emil-Dardak-bupati-Trenggalek.

Prof.Suhono-Harso-Supangkat-Ketua-Smart-City-Forum-Ahmad-Hermanto-Dardak-Ka-Badan-Pengembangan-Infra-Struktur-Wilayah-Emil-Dardak-bupati-Trenggalek.

Surabaya, Bhirawa
Pengembangan Kota Cerdas Berkeianjutan merupakan salah satu pilar pembangunan perkotaan yang sangat penting bagi Indonesia terutama untuk merespon tantangan urbanisasi dengan segenap kompleksitas permasalahannya.
Pada saat ini tercatat tidak kurang 53% penduduk Indonesia telah bermukim pada kawasan perkotaan, artinya telah berkembang 6 kaIi Iipat dari awaI tahun 1970-an.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), DR. Ir. A. Hermanto Dardak saat menjadi  Keynote Address pada kegiatan Goesmart 2016 di Surabaya, Kamis,( 21/7), menyebut  .Kota Cerdas Berkelanjutan pada hakekatnya bertujuan untuk menciptakan ruang perkotaan yang berkualitas untuk kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat yang aman, sehat, dan berkeselamatan.
Menurut Hermanto pada acara yang diseIenggarakan oIeh Smart Indonesia Initiative (SI I) mengambil tema “Smart City Forum Advancing Society”, kota perlu memiliki 20% Ruang ‘I’erbuka Hijau Publik, 20% jalan dan pedesterian, dan pengelolaan sampah yang baik. SeIain itu tujuannya adalah menciptakan ruang perkotaan yang estetik, bersih, berkarakter, dan nyaman, antara Iain dengan mengembangkan ruang-ruang publik yang memadai sekurangnya 40%.
SeIain melayani sistem internal, kota cerdas berkelaniutan juga bertujuan untuk melayani sistem eksternal wilayah yang Iebih berdaya saing, produktif dan efisien sehingga membentuk jejaring kota-kota yang saling terkoneksi satu-sama lain. Dan akhirnya, tujuannya adalah untuk kota yang berkelanjutan secara ekologis antara lain untuk merespon tantangan perubahan iklim serta mengembangkan tata kelola perkotaan yang baik.
Pengembangan Kota Cerdas Berkeianjutan menurutnya, tentunya tidak hanya steriI pada tataran konsep, namun Kementerian PUPR telah memulai berbagai inisiatif dan kegiatan- kegiatan yang konkrit.
Secara garis besar, inisiatif dimaksud dapat dibedakan meniadi 8 atribut pengeiolaan Kota Cerdas BerkeIanjutan, yakni ; smart developmant planning and design, smart open space, smart water, smart waste, smart building, smart energy, smart building and construction, serta smart community.
Kementerian PUPR sendiri, ujar ayah dari Bupati Trenggalek Emil L Dardak ini, terus berkomitmen untuk menerapkan secara Iuas konsep-konsep kota cerdas berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja pelayanan infrastruktur, meningkatkan optimasi sistem untuk efisiensi, dan menghindari gangguan terhadap infrastruktur.
Dalam kesempatan itu, Hermanto  mencontohkan salah satu atribut, Smart Development Planning, dimana diterapkan pengembangan kota berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di koridor lalan Ienderal Sudirman Iakarta.
Pada konsep tersebut, TOD menjadikan kawasan tersebutkompak dengan pola penggunaan lahan campuran (Mixed-Use), dimana pembangunan dilakukan secara vertikal dengan KDB rendah dan KLB tinggi. Sehingga mampu mencipakankawasan walkable dengan ketersediaan ruang publik yang signifikan dan didukung keberadaan integrasi transportasi multimoda yang men ghubungkan antar pusat-pusat aktivitas.
Pada contoh lain, Kementerian PUPR juga mendorong penerapan konsep smart city dalam melakukan perencanaan pembangunan, misalnya penggunaan teknologi dalam memonitor debit air di Bendungan latigede, rencana penerapan free flow jalan tol, analisis traffic kendaraan, pembangunan sodetan kali ciliwung, pengelolaan sampah terpadu, serta pembangunan dengan konsep bangunan cerdas.
Prof. Suhono Harso Supangkat sebagai Ketua Smart City Indonesia Forum dalam kesempatan yang sama juga menyatakan bahwa tanpa keterdukungan infrastruktur yang baik, maka kondisi Smart City tidak akan dapat tercapai.
Pengembangan infrastruktur untuk mendukung kehidupan masyarakat dengan lebih baik ini, lanjut beliau, akan dapat dioptimalkan apabila melibatkan semua pihak atau stakeholder yang berkepentingan. Semua pihak tersebut utamanya pemerintah, pelaku bisnis dan industri, akademisi, dan juga masyarakat secara luas. Kerja sama ini juga disebut sebagai konsep co-creation.
Komitmen Kementrian PUPR dalam membangun negeri dengan lebih baik ini telah disampaikan di dalam Goesmart 2016, sebuah event internasional bertema utama Smart City yang diadakan di Surabaya pada tanggal 20-2 1 Juli 2016. [ma]

Tags: