Kemiskinan dan Ketidakadilan Lahan Subur Radikalisme serta Terorisme

Diskusi 4 Pilar MPR RI  bertajuk “Vaksinasi Empat Pilar Lawan Transformasi Kelompok Terorisme”, Senen (6/12).

Jakarta, Bhirawa.
Menurut anggota MPR RI Sugiono (Gerindra) kelompok teroris dan kaum radikal, merupakan kelompok lemah yang berupaya merongrong kelompok kuat. Aksi-aksi yang mereka lakukan disebabkan oleh ketidak puasan terhadap situasi. Lahan subur bagi kelompok radikal untuk melakukan aksinya, adalah kemiskinan.

“Disitu ada ketidakadilan, menjadi pemisah antara yang kaya dan yang miskin. Kondisi seperti itu jadi lahan subur, dimana idealisme atau cita-cita kelompok bisa tumbuh dan berkembang,” papar Sugiono dalam diskusi 4 Pilar MPR RI  bertajuk “Vaksinasi Empat Pilar Lawan Transformasi Kelompok Terorisme”, Senen (6/12). Nara sumber lain adalah anggota MPR RI M. Nasir Djamil (PKS) dan pengamat Intelijen dan Pertahanan, Ridwan Habib.

Dikatakan, sepanjang ada ketidak adalah, kemiskinan dan jurang yang lebar antara si miskin dan yang kaya. Maka kelompok terorisme ini tumbuh dan berkembang. Solusi nya, bagaimana menghilangkan ataupun mengurangi lahan-lahan subur. Dimana kelompok teroris dan pendukungnya bisa tumbuh,” papar Sugiono.

Nasir Djamil melihat, terorisme memang harus dilihat dalam konteks politik. Kemudian juga bagaimana peran Media, bagaimana kita melihat keamanan internasional. 

“Terorisme adalah gerakan orang lemah melawan ketidakadilan. Oleh karena itu sebagian orang bahkan pengikut mereka dianggap pahlawan oleh pengikutnya,” tutur Nasir Djamil.

Dia yakin, sosialisasi 4 Pilar MPR RI jika efektif akan bisa menangkal penyebaran, pemikiran atau cara berpikir radikalisme yang mengurus kepada arah-arah terorisme. Problem nya adalah; sosialisasi 4 Pilar MPR itu, belum profesional. Belum terintegrasi dengan BPIP, dengan BNPT.       

“Sosialisasi 4 Pilar MPR itu sangat strategis bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Saya sudah usulkan kepada pimpinan MPR agar dibuat modul pelatihan dan modul sosialisasi. Untuk anak-anak PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Juga bagi masyarakat awam maupun yang berprofesi, sehingga semua mengerti dan sadar,” ucap Nasir Djamil. [ira]

Tags: