Kenalkan Konsep Bioskop Sebagai Media Belajar Baru

Ketua PWM Jatim Sa’ad Ibrahim menerima cinderamata yang diberikan Kepala SMAM X, Sudarosman dalam pembukaan MPLS di CGV BG Junction Mall, Senin (15/7).

Cara SMAM X adakan Pembukaan MPLS
Surabaya, Bhirawa
Ada yang menarik di Senin (15/7) pagi pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sekitar 280 peserta didik baru SMA Muhammadiyah 10 (SMAM X) Surabaya diajak menonton film pendidikan. Selain itu, siswa juga diajak untuk mengetahui proses dibalik layar pemutaran film di bioskop CGV, BG Junction Mall. Hal itu dilakukan untuk menarik minat bakat peserta didik baru terhadap sinematografi. Apalagi, film yang diputar pun, hasil karya siswa SMAM X sendiri.
Dian Prawesti, siswa baru SMAM X mengungkapkan antusiasnya dalam mengikuti MPLS di sekolah barunya yang diadakan di bioskop ini. Apalagi SMAM X juga memiliki kelas yang di buka di BG Junction.
“Waktu tahu kalau MPLS di Bioskop senang sekali apalagi bisa nobar. Nggak bosen di sekolah saja,”ujar alumnus SMP Muhammadiyah 14 Surabaya.
Dian menjelaskan orang tuanya cukup mendukung kegiatan sekolah meskipun diadakan di luar area sekolah asalkan positif.
Kepala SMAM X Surabaya, Sudarosman mengatakan bagi siswa SMAM X kegiatan di luar sekolah bukan hal baru. Karena SMAM X telah membuka kelas di BG Junction untuk memfasilitasi sejumlah peminatan siswa.
“Di SMAM X bukan hal yang baru kegiatan seperti ini, karena sekolahnya tidak sekedar mempelajari materi saja. Teknik pembelajaran terus kami kembangkan,”urainya.
Dalam kesempatan yang sama pihaknya juga menjalin kerjasama dengan CGV BG Junction untuk mengadakan kelas di bioskop. Kelas ini nantinya akan digunakan untuk pembelajaran dengan media video yang disiapkan oleh guru. Adanya pembelajaran di dalam bioskop, juga dikatakan Sudarosman sebagai kegiatan lanjutan dari radio kooperatif.
“Di sekolah kami sudah ada pembelajaran melalui radio. Nah.. sekarang guru kami dorong membuat video pembelajaran. Jadi setiap siswa yang mendapat pelajaran lewat video sekolahnya berangkat ke mall,”urainya.
Selain mengenalkan kelas di bioskop dan mall, SMAM X Surabaya berusaha mengenalkan berbagai jenis pekerjaan ataupun wirausaha yang bisa diambil saat lulus. Dengan banyaknya jenis pekerjaan yang terlihat dari aktivitas di mall.
“Mereka kami ajak melihat bagaimana proses wirausaha di mall, jualan di bioskop hingga di balik layar proses pemutaran film,”lanjutnya.
Saat ini, total komunitas bakat dan minat di SMAM X sendiri berjumlah 32 dari 6 bidang peminatan utama. Seperti komunitas pencak silat, futsal, basket yang menginduk di bidang peminatan olahraga.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Sa’ad Ibrahim menilai, DARI 1003 lembaga pendidikan Muhammadiyah, penekanan pembelajaran kreatif memang dilakukan. Namun, baru pertama kali ini pihaknya mengetahui gelaran MPLS di lakukan di Mall.
“Ini sebagai kreatifitas juga tantangan. Ketika proses belajar ditempat (mall) seperti ini kalau tidak fokus banyak gangguan dalam pembelajarannya,”tuturnya.
Namun, metode MPLS dengan pengenalan bioskop sebagai media pembelajaran menurutnya selaras dengan era industri 4.0. Di mana kreativitas harus jadi bagian penting dalam proyeksi sekolah.
“SMAM X ini menjadi contoh dalam melahirkan inovasi-inovasi dan kreativitas dalam pembelajarannya. Mereka mengangkat tak hanya teori tapi juga harus ada teologisnya dari pembelajaran. Sehingga anak didiknya pun juga terilhami untuk selalu kreatif,”pungkasnya. [ina]

Tags: