Kenalkan Pakaian Khas Kota Mojokerto

H Mas'ud Yunus bersama isteri

H Mas’ud Yunus bersama isteri

H Mas’ud Yunus bersama isteri
Wali Kota Mojokerto H Mas’ud Yunus getol  menggali identitas dan potensi daerah untuk menjadi ciri khas Kota Mojokerto. Setelah menjadikan onde-onde sebagai makanan wajib di setiap acara Pemkot Mojokerto, yang terbaru giliran  Pakaian Khas Rakyat Kota Mojokerto (PKRKM) di-launching Wali Kota Mas’ud.
“Ini sebagai wujud kebanggaan atas potensi budaya lokal. Pakaian ini menjadi pakaian khas rakyat Kota Mojokerto. Pakaian ini juga akan digunakan oleh seluruh PNS di lingkungan Pemkot Mojokerto pada hari-hari tertentu. Dan saat peringatan Hari Jadi Kota Mojokerto ke-97 pada  Juni nanti, seluruh pejabat Pemkot Mojokerto akan mengenakan pakaian ini,” kata Wali Kota Mas’ud di sela-sela pemotretan mengenakan pakaian khas bersama isterinya belum lama ini.
Pakaian khas ini diciptakan untuk menjadi ciri khas busana daerah Kota Mojokerto. Terlihat elegan namun dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari dengan sentuhan model dan warna yang kekinian. Pakaian khas ini dipengaruhi budaya Tiongkok (Tionghua), Arab dan Majapahit.
Warna orange dipilih karena merupakan warna khas Kota Mojokerto. Mengandung makna yang hangat, gembira, menyenangkan, antusias dan seimbang. Sementara warna hitam melambangkan ketegasan dan kewibawaan. Kain batik yang digunakan merupakan motif batik rengkik warna orange karya perajin batik Kota Mojokerto. Rengkik adalah salah satu ikan yang ada di Sungai Brantas yang merupakan ikan khas Kota Mojokerto.
Untuk pakaian pria, memakai songkok encik-encik atau songkok Cing Ho warna hitam dihiasi batik rengkik warna orange. Mengerucut ke atas melambangkan ke-Esa-an Tuhan. Dan model bulat melambangkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat Kota Mojokerto.
Busana pria, model beskap Jawa Timuran. Modifikasi Jawa Timur, Tiongkok dan Arab. Tiongkok diwakili oleh kancing dan kerah sanghai mewakili busana khas Jawa Timur. Kancing berjumlah 5 melambangkan jumlah sila pada Pancasila. Celana warna hitam yang mewakili ciri kemandirian serta kesederhanaan. Dan menggunakan sepatu warna hitam, yang mempunyai arti ikut mengembangkan dan melestarikan industri persepatuan Kota Mojokerto.
Sedangkan Busana wanita merupakan modifikasi kebaya berenda model encim. Model kebaya Jawa Timur yang mempunyai ciri khas renda dan model kancing dalam (kutubaru) menggambarkan tentang wanita Kota Mojokerto yang hangat, bersahabat dan mempunyai pikiran positif dan inovatif. [kar]

Rate this article!
Tags: