Lamongan, Bhirawa
Anggota Komisi VII DPR – RI Eni Maulani Saragih bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan sosialisasi terkait pentingnya pupuk organik ramah lingkungan ke petani di Desa Kudikan,Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.
“Ini pertama kali di Lamongan kita menggandeng LIPI untuk memberikkan pengetahuan kepada para petaani bagaimana membuat pupuk organik,” Kata Eni Jumat (3/3).
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan hasil penelitian LIPI pemakaian pupuk organik sangat berguna sekali bagi petani, selain murah dan mudah membuatnya, pupuk organic juga tidak merusak tanah.
“Sekarang kita memang baru pada tahap sosialisasi dari hasil pengujianya,memang untuk sampai pada perkembangan ke daerah seluruh lamongan dan bahkan di seluruh Indonesia,” Eni Maulani.
Ia juga menegaskan jika dirinya tengah gencar menggalakkan sosialisasi pupuk organik. “Selama ini kita terbuai dengan pupuk yang kimia ,padahal pupuk kimia itu akan menyebabkan kerusakan pada struktur tanah yang membuat tidak subur.Kalau pemupukan dengan zat kimia itu terus dilakukan tentu para petani akan mengalami gagal panen ,makanya kita galakkan pupuk organik yang ramah dengn lingkungan ,ramah tanah dan ramah petani,” paparnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Desa Kudikan Kholiqul Anam dan Camat Sekaran, Yuli Wahyono serta Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Holitkultura Rudjito.
Kepala Desa Kudikan, Kholiqul Anam meyakini upaya Koimisi VII DPR -RI dengan menggandeng LIPI untuk memberikan tambahan pengetahuan ini nantinya dapat menekan biaya produksi para petani.
“Memang petani mempunyai problem bagaimana dalam menekan biaya produksi yang begitu tinggi,Dengan adanya tambahan pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi kami para petani untuk menekan biaya produksi,” katanya.
Sementara itu,Camat Sekaran Yuli Wahyono menyatakan, program sosialisasi pupuk organik sangat dibutuhkan oleh masyarakat Sekaran yang merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar di Lamongan.
“Hari hari ini Kecamatan Sekaran mengembangkan padi dengan tidak menggunakan bahan kimia. Adanya peningkatan SDM ini nantinya bisa di terapkan di masing-masing wilayah. Kita menyadari terkait pola tanam dan pemupukan tidak sesuai, begitu pula dengan pola yang lain, misalnya,tanam nya harus dengan jajar legowo ternyata tidak bisa di laksanakan.Nah, dengan adanya peningkatan sdm ini semoga nantinya dapat meningkatkan produksi”Kata Yuli. [mb9]