Kendalikan Harga, Pemprov Jatim Guyur 2,7 Juta Liter Migor

Dalam tiga hari berturut Pemprov Jatim melakukan distribusi 2,7 juta liter migor untuk memasok pasar di seluruh Jatim. Gubernur Khofifah Indar parawansa menegaskan distribusi migor ini sebagai upaya untuk mengendalikan harga migor di Jatim yang secara perhitungan masih sangat surplus produksi. Gubernur Jatim saat melepas migor yang didistrubusikan ke Jatim di Grahadi Minggu (6/3).

Pemprov Jatim, Bhirawa
Persoalan ketersediaan dan kestabilan harga minyak goreng terus mendapat perhatian Pemerintah Provinsi Jatim. Selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 4-6 Maret, Pemprov Jatim mengguyur sebanyak 2,7 juta liter minyak goreng (migor), baik curah dan premium ke pasar-pasar tradisional di seluruh wilayahnya.
Gubernur jatim, Khofifah Indar Parawansa menegaskan dengan dibukanya akses harga yang lebih terjangkau bagi para pedagang pasar tradisional, diharapkan dapat memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat akan kebutuhan migor.
“Masih akan didistribusikan kembali sebanyak 1.042 ton minyak goreng atau sejumlah 1.146.200 liter. Sehingga total kurang lebih 3,8 juta liter minyak yang didistribusikan ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur,” ungkap Khofifah saat memantau operasi minyak goreng di Probolinggo , Minggu (6/3).
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menyatakan distribusi migor dari pemerintah ini akan terus berlangsung sampai dengan seminggu ke depan dan dipastikan tepat sasaran sesuai dengan titik titik distribusi yang direncanakan.
“Sisanya secara berkelanjutan akan didistribusikan ke setiap daerah sesuai kebutuhan. Begitu pula dengan rencana kedatangan migor minggu ini secepatnya akan kami distribusikan. Mengingat titiknya memang banyak dan harus disupport sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten maupun kota di Jatim,” tambahnya.
Sebelumnya saat melepas armada distribusi minyak goreng di gedung Grahadi, Surabaya, Sabtu (5/3) Gubernur Khofifah menjelaskan, pendistribusian migor dilakukan dengan tidak langsung menyasar para konsumen. Cara ini bertujuan turut membantu para pedagang pasar tradisional yang juga mengalami kesulitan mencari pasokan migor dengan harga wajar.
“Dengan melakukan penyaluran kepada para pedagang maka akan memberikan dampak keberlanjutan yang lebih luas. Pedagang akan memperoleh pasokan minyak goreng yang terjangkau sehingga dapat menjalankan usahanya, konsumen juga dapat membeli produk dengan harga yang wajar,” terang gubernur yang pernah menjabat menteri di dua kali presiden RI ini.
Khofifah mengatakan, selama ini Pemprov Jatim terus berupaya mengurai kendala-kendala distribusi migor yang menghambat pasokan migor untuk sampai ke konsumen di semua kabupaten/kota di Jatim. Berbagai strategi dilakukan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh migor dengan harga murah, termasuk dengan rutin menggelar operasi pasar.
Mengingat, hasil inspeksi yang dilakukannya dilapangan, tidak ada pabrik minyak goreng yang mengurangi kapasitas produksi bulanannya. Kebutuhan per bulan Jatim sendiri berada di angka 59.000 ton, sedangkan total produksi per bulan mencapai 63.000 ton.
“Ini bagian dari komitmen Pemprov Jatim untuk memastikan ketersediaan minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat. Karena hitung-hitungan matematikanya Jatim surplus, tapi di lapangan, minyak goreng langka dan harganya tidak stabil,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Khofifah juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong atau panic buying. Menurutnya, justru sikap tersebut yang mendorong kelangkaan minyak goreng di pasaran.
“Jadi tidak perlu melakukan pembelian berlebih dengan cara mengajak anak, suami atau istri, dan saudara untuk membeli minyak goreng dengan jumlah tidak wajar. Beli sewajarnya saja sesuai kebutuhan,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur juga menyatakan terimakasih Kemendag Ri, RNI, PPI dan APPMGI Yang Telah Membantu Pengadaan Dan Distribusi Migor Untuk Masyarakat Jatim
Turut hadir dalam berbagai pelepasan migor adalah Kepala Cabang Surabaya PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Untoro Yono, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengemas Minyak Goreng Indonesia (APPMGI) Sumantri dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim Drajat Irawan. [gat.tam.wwn]

Tags: