Kendalikan Inflasi Lewat TI dan Pangkas Rantai Distribusi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo memiliki cara yang jitu dan inovatif untuk mengendalikan inflasi. Yakni melalui pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dan memangkas rantai distribusi dengan cara subsidi ongkos angkut barang kebutuhan pokok, khususnya beras, gula pasir, minyakgoreng, dan tepung terigu.
Gubernur Soekarwo  mengatakan, pemprov terus melakukan berbagai terobosan untuk menjaga inflasi dan mengendalikan harga di Jatim. Salah satunya adalah membuat system informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok di Jatim melalui website www.siskaperbapo.com dan layanan SMS request. Ini dilakukan untuk memantau perkembangan harga bahan pokok pada 130 pasar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.
“Kami dapat melakukan monitoring hargabahanpokok di 38 Kab/Kota se JawaTimur setiap hari melalui website, dan harga-harga tersebut secara otomatis akan terpampang di 130 pasar di 38 kabupaten/kota se-Jatim. Ini bertujuan agar pedagang tidak menaikkan harga seenaknya” kata Soekarwo, Selasa (9/8).
Tak hanya itu, Pemprov juga mengalokasikan APBD khusus untuk menyubsidi ongkos angkut sembako untuk memotong rantai distribusi dari D1 (produsen) langsung menuju D4 (konsumen atau pasar), khususnya saat menjelang puasa serta lebaran. Pasalnya, di momen-momen itu masyarakat cenderung panic buying.
“Tujuannya sama, yakni menjaga stabilitas harga. Sebab yang mahal dan membuat harga-harga naik itu adalah ongkos angkut.Dengan subsidi ini kita potong hal tersebut, sehingga harga barang di distributor/pabrik itu sampai di pasar bisa sama. Inilah tanggung jawab pemerintah dalam membela dan membela rakyat kecil” katanya.
Tak hanya itu, upaya pemprov guna mengendalikan inflasi adalah melakukan koordinasi dengan produsen dan distributor bahan kebutuhan pokok dan penting, melakukan pengawasan secara berkala di gudang-gudang bahan pokok agar tidak melakukan penimbunan, melakukan pengendalian harga pasar melalui operasi pasar untuk stabilisasi harga, melakukan operasi pasar situasional bekerjasama dengan Bulog Divre  V Jatim, penyusunan rencana ketersediaan bahan pokok dengan mengundang instansi terkait, produsen/distributor.
Hasilnya menggembirakan, berdasarkan data BPS Jatim, tingkat inflasi tahunan terus mengalami penurunan dan lebih rendah disbanding dengan tingkat inflasi tahunan nasional. Tahun 2013, tingkat inflasi tahunan Jatim mencapai 8 persen lebih rendah disbanding nasional yang mencapai 8,38persen.
Tahun 2014, tingkatinflasi tahunan Jatim mencapai 7,59persen lebih rendah disbanding nasional yang mencapai 8,36 persen. Tahun 2015, tingkatinflasitahunanJatimmencapai 3,08persenlebihrendahdibandingnasionalmencapai 3,35 persen. SedangkanhinggabulanJulitahun 2016, tingkat inflasi tahunan Jatim mencapai 3,19persen lebih rendah disbanding nasional mencapai 3,21 persen.
Pemerintah pusat pun mengakui dan memberikan apresiasi terhadap strategi dan inovasi Pakde Karwo dalam mengendalikan inflasi di Jatim. Yakni penghargaan TPID Inovatif tingkat provinsi untuk kawasan Jawa dari Menteri Koordinator (Menko) BidangPerekonomian Darmin Nasution saat Rakornas VII TPID 2016 di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta Pusat, Kamis (4/8) lalu. [iib]

Tags: