Kepala Badan Litbang Kementan RI Kunjungi TTP Gresik

Muhammad Syakir saat diterima Bupati Sambari. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementan RI, Ir. Muhammad Syakir, M. S melakukan kunjungan ke Gresik, Senin (10/9). Kedatangan Syakir itu untuk mamastikan apakah Taman Tehnologi Pertanian (TTP)  yang sebelumnya diresmikan oleh Menteri Pertanian (Mentan)  Amran Sulaiman itu sudah sesuai dengan harapan.
Pejabat eselon I itu tidak datang sendirian, tapi didampingi Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Dr. Ir. Chendy Tafa Kresnanto, MP dan Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Ir. Eliana Mansyah, MP. Mereka diterima Bupati Gresik ,  Sambari Halim Radianto di ruang rapat  Kantor Bupati Gresik.
Saat itu Bupati didampingi oleh Sekda Gresik, Djoko Sulistio Hadi, Kepala Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Siswadi Aprilianto, Kepala BKD Gresik, Nadhif dan PLT. Kepala Dinas Pertanian Agus Budiono. Terut mendampingi Pejabat Pemkab Gresik yaitu CEO PT Polowijo Gosari Gresik Achmad Djauhar Arifin.
Menurut Syakir, meski di Indonesianl banyak TTP, namun baru TTP  di Gresik yang dikunjungi. “Menurut saya,  TTP Gresik ini adalah TTP plus yang punya karakteristik. Saya berharap TTP Gresik ini bisa menjadi percontohan seluruh TTP yang ada di Indonesia. TTP ini akan berhasil apabila ada dukungan dari bupati atau pemerintah, dukungan swasta dan dukungan masyarakat. Bupati sebagai innovator adalah hal penting atas kemajuan TTP pada suatu daerah. Untuk TTP Gresik ini saya optimis” kata Syakir.
Menurut Syakir, inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengalir saja, dan pihaknya siap mendampingi sebatas yang diperkenankan, agar TTP plus Gresik ini sukses.
Sementara,  Bupati Sambari menyampaikan harapan agar keberadaan TTP plus Gresik ini bisa mengangkat kesejahteraan petani Gresik.”Sebelum program intiplasma yang akan dikembangkan kepada petani, saya berharap petani harus untung, yaitu untung dalam produksi dan untung dalam pengolahan. Untuk itu,  kepada pihak Balitbang pertanian agar semuanya dihitung dengan cermat. Jangan sampai program intiplasma yaitu penanaman mangga intercropping dengan tanaman lain ini petani dirugikan” tandasnya.
Sambari berharap agar ada kepastian pasar, yaitu tertampungnya semua hasil petani dengan kepastian harga yang baik.
“Dan satu lagi yang penting yaitu adanya biaya hidup petani sebelum petani  menghasilkan. Sebab, saat awal menanam sampai lima tahun pertama,  petani belum mendapatkan hasil.” kata Sambari.
Sementara, CEO PT Polowijo Gresik, Achmad Djauhar Arifin menyampaikan bahwa untuk langkah awal pengembangan mangga unggul, yaitu regenerasi pohon mangga milik petani dengan bibit mangga yang unggul. [eri]

Tags: