Kepala BKKBN Pusat Launching Pil KB untuk Ibu Menyusui di Kabupaten Nganjuk

Kepala BKKBN Pusat, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG menyerahkan piagam serta penghargaan kepada para kader KB dan bunda genre di Kabupaten Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG meluncurkan pil KB untuk ibu menyusui di Pendopo Kabupaten Nganjuk. Selain untuk mendukung ASI eksklusif , pil KB yang baru diluncurkan juga berguna untuk pencegahan stunting bagi anak.

Dalam sambutannya Hasto Wardoyo menyampaikan, bahwa semua keluarga Indonesia dapat berisiko stunting. Dalam hal ini, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan secara fisik maupun perkembangan intelektual. Kondisi ini dapat disebabkan karena kekurangan gizi selama periode awal tumbuh kembang anak.

Untuk itu Hasto Wardoyo mengajak keluarga Indonesia untuk menyelamatkan anak-anak dari ancaman stunting. “Saat ini satu dari empat anak yang lahir di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini dapat berdampak pada generasi penerus bangsa di masa depan anak, dengan kondisi stunting anak-anak akan sulit untuk bermain dan belajar, serta mempengaruhi kualitas kesehatan mereka di masa depan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hasto Wardoyo, mempertimbangkan waktu yang tersisa untuk menurunkan prevalensi stunting sekitar 3,5 tahun, BKKBN memandang intervensi strategis penting ditempuh dalam memastikan calon pengantin/calon ibu sehat untuk hamil, memastikan segala program pemerintah pusat dan daerah yang sudah dirancang diterima oleh sasaran dan keluarga mampu memenuhi kecukupan gizinya.

“Kami merencanakan inovasi agar semua keluarga berisiko stunting didampingi oleh pendamping keluarga, pendamping yang terdiri dari unsur PKK, kader dan bidan. Kami merencanakan aktivitas yang menggerakkan roda perekonomian di lingkup desa sehingga kebutuhan makanan bergizi dapat terbeli dan melakukan edukasi kepada keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” jelas Hasto Wardoyo.

Hasto Wardoyo juga menyampaikan BKKBN telah melakukan penajaman target sasaran intervensi untuk melakukan percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia. Adapun upaya ini meliputi intervensi terhadap calon pengantin, janin dan bayi dalam 1.000 hari pertama kehidupan pada masa ibu hamil dan masa pasca persalinan. Dalam pelaksanaannya, Hasto mengatakan pihaknya juga menggandeng seluruh pihak terkait mulai dari pemerintah hingga organisasi masyarakat.

“BKKBN melalui seluruh tenaga penyuluh dan kader di lapangan bekerjasama dengan seluruh lintas sektor terkait, organisasi masyarakat dan pemerintah daerah bersinergi menyatukan gerak dan langkah untuk mewujudkan keluarga berkualitas dengan lahirnya generasi yang sehat bebas stunting,” pungkas Hasto Wardoyo.

Sementara itu Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menyampaikan, akhir tahun 2021 terdapat sekitar 6000 ibu hamil. Sehingga dengan jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk yang mencapai 1.051.000 sangat berpotensi terjadi pertambahan penduduk. Disisi lain ancaman staunting bagi anak juga merupakan prioritas Pemkab Nganjuk untuk dilakukan pencegahan.

Kemudian Marhaen Djumadi memaparkan jumlah stunting yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dijelaskan Marhaen Djumadi, pada tahun 2018 stunting jumahnya mencapai 16,1%. Kemudian tahun 2019 turun menjadi 11,48%, selanjutnya di tahun 2020 jumlahnya tingga 11,01% dan pada tahun 2021 kemartin jumlah stunting tinggal satu digit atau 9, 63%.

“Komitmen Pemkab Nganjuk terhadap KB lebih fokus pada stunting, ini dibuktikan dengan adanya tiga tim pendamping keluarga di setiap desa sehingga totalnya mencapai 2.550 kader KB di Kabupaten Nganjuk,” papar Marhaen Djumadi.[ris.ca]

Tags: