Kepala BKPM Telusuri Mesin Produksi PT KTM

Kepala BKPM Franky Sibarani (kemeja putih) saat melihat fasilitas produksi milik pabrik gula PT KTM di Kecamatan Ngimbang Lamongan.

Kepala BKPM Franky Sibarani (kemeja putih) saat melihat fasilitas produksi milik pabrik gula PT KTM di Kecamatan Ngimbang Lamongan.

Lamongan, Bhirawa
Teliti, satu persatu fasilitas produksi milik pabrik gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) di Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan ditelisik Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. Dia bahkan mengabadikan setiap mesin produksi itu dengan kamera smartphonenya.
Sebelumnya, dalam keterangannya, Franky Sibarani mengungkapkan banyak masukan yang masuk ke dirinya bahwa PT KTM nanti ujung-ujungnya hanya akan minta jatah (impor) raw sugar. Namun melihat fasilitas mesin produksi di PT KTM, nampaknya hal itu tidak terbukti.
Direktur operasional PT KTM S.J Agus Susanto juga menyatakan bantahan serupa. Dia menyebut PT KTM memiliki fasilitas milling (penggilingan) gula yang sangat besar yang akan digunakan untuk memproduksi gula dari bahan baku tebu.
Dia menyebut PT KTM memiliki mesin mutakhir yang ramah lingkungan, efisien dan zero waste. Mesin-mesin tersebut memiliki kapasitas terpasang sebesar 12 ribu TCD (Ton Cane Per Day) dan masih bisa diperluas hingga 20 ribu TCD.
Selain produk berupa gula berkualitas SNI, dia juga menyebut ada produk turunannya berupa ethanol dan pupuk organik. Untuk suplai energy, Agus menyebut PTK KTM memiliki pembangkit dengan kapasitas 40 MW. Dengan kebutuhan pabrik yang hanya berkisar hingga 20 MW, sisanya akan dikerjasamakan dengan PLN.
Dengan mesin mutakhir itu, menurut Agus, rendeman tebu bisa lebih terukur. Dia juga memastikan PT KTM akan melakukan sistem beli putus untuk tebu petani.
Sehingga begitu tebu petani masuk pabrik, petani langsung menerima uang. Tidak seperti sistem selama ini, dimana petani sampai berbulan-bulan baru menerima uang.
“Sepanjang pengetahuan kami, ijin kami sudah lengkap. Dan proses pembangunan pabrik ini sudah mencapai 93 persen. Sehingga pada Bulan Juni atau Juli tahun ini kami sudah akan melakukan commercial production, “ ujar Agus saat memberikan paparan kepada rombongan BKPM, Senin (13/4).
Sehingga harapannya, lanjut dia, bisa memberikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lamongan serta menyediakan lapangan kerja baru. Dia menyebut saat ini sudah melakukan proses seleksi terhadap 2.700 orang pelamar. Dengan hanya sekitar 400 orang diantaranya saja yang akan diterima.
Franky Sibarani sendiri menyebut BKPM sudah sejak awal mendukung keberadaan PT KTM. Karena menurut dia, jika apa yang akan dilakukan PT KTM tersebut sukses, akan mengawali revolusi pergulaan di Indonesia.
PT KTM ini, ujar dia, didirikan oleh swasta murni di Jawa Timur di tengah kepungan 15 pabrik gula yang sebagian besar milik PTPN. Yang selama ini menurut dia terkendala kualitas rendeman dan transparansi penentuan harga.
“Kalau ini (PT KTM) berhasil, mungkin seluruh pabrik gula di Jawa Timur akan lebih efektif dan berdaya saing. Dan mungkin menular ke Jawa Tengah. Karena pabrik gula yang selama ini nyaman, mulai gelisah, karena mulai ada iklim persaingan. Kami di BKPM akan menjaga suasana iklim persaingan ini supaya tetap kondusif, “ kata Franky.
Franky menyebut banyak yang memberi dia masukan bahwa PT KTM pada ujung-ujungnya hanya akan meminta jatah impor raw sugar. “Buktikan itu salah dengan segera melakukan produksi. Biarkan para petani sendiri yang bicara. Sehingga revolusi pergulaan akan dimulai dari Lamongan, “ pesan dia.
Franky dalam kunjungannya itu juga membawa Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Ashar Lubis, Direktur Wilayah IV Mulyana, dan Kasi Sektor Sekunder Wilayah jawa Timur Budi Pratama. Juga hadir Kepala BKPM Jawa Timur Lili Sholeh. Sementara dari Lamongan terlihat hadir Asisten Ekonomi Pembangunan M Faiz Junaedi bersama sejumlah Kepala SKPD. [yit]

Tags: