Kepala BNNP Jatim : ‘Permintaan Narkoba Terbanyak dari Madura’

Kepala BNNP Jatim, Brigjen Pol Bambang Priyambadha

BNNP Jatim, Surabaya
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, Brigjen Pol Bambang Priyambadha menyatakan permintaan narkoba di Jatim didominasi dari wilayah Madura. Hal itulah yang membuat BNNP beserta jajaran kepolisian banyak mengungkap kasus peredaran narkoba dari jaringan di Madura.
“Pesanan narkoba masih didomninasi wilayah Madura. Hal itu dibuktikan dengan hasil ungkap kami, yakni narkoba 25 kilogram asal Malaysia yang dikirimkan ke Sampang, Madura,” kata Brigjen Pol Bambang Priyambadha kepada Bhirawa, Kamis (22/8).
Bambang menjelaskan, jaringan di Madura ini mendominasi pesanan narkoba yang berasal dari Malaysia. Seperti hasil ungkap yang dilakukan Polres Pelabuhan Tanjung Perak, yakni mengungkap peradaran narkoba dalam jumlah besar yang berasal dari Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura. Dan merupakan sindikat jaringan peredaran narkoba dari Malaysia.
Pihaknya pun saat ini masih mengembangkan jaringan narkoba di Surabaya, yang asalnya juga dari jaringan Madura. Jaringan narkoba jenis sabu sebanyak 25 kilogram hasil tangkapan BNNP ini, dikatakan Bambang, barang buktinya juga sama dengan sindikat peredaran narkoba yang asalnya dari Malaysia.
“Selama ini yang sering terjadi kebanyakan (bb sabu) dari Malaysia. Sama seperti hasil ungkap kami yang 25 kilogram sabu. Sabunya dominan dari Malaysia,” jelasnya.
Untuk sistem peredarannya, mantan Wakapolda Sultra ini mengaku transportasi laut masih menjadi primadona pengiriman maupun penyelundupan narkoba. Bahkan kemasan dalam pengiriman narkoba via laut atau yang memasuki pelabuhan, diakui Bambang sangat rapi. Sehingga sinar x-Ray hampir sulit melacaknya.
Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak pelabuhan maupun dari Bea dan Cukai Tanjung Perak. Tentunya dalam hal pengawasan setiap barang yang akan masuk ke wilayah Jatim, khususnya di Surabaya.
“Sindikat narkoba ini mengganggap jalur laut merupakan pilihan yang aman dalam penyelundupan narkoba. Tapi, mengenai hal ini kami tetap bekerjasama dengan instansi terkait,” tegasnya.
Masih kata Bambang, pihak Bea dan Cukai Tanjung Perak menyambut baik koordinasi yang dilakukan BNNP Jatim. Baik dalam hal pengawasan semua barang-barang yang masuk ke Jatim maupun Surabaya.
“Kerjasama kami dengan Bea dan Cukai cukup baik. Setiap ada hal yang dianggap mencurigakan, pihak Bea Cukai selalu mengkoordinasikan ke BNNP. Intinya, ayo bersama-sama memerangi peredaran gelap narkoba di Jawa Timur,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan, BNNP Jatim berhasil menggagalkan peredaran sabu yang modusnya dimasukkan ke dalam furnitur berupa lemari ini. Dari hasil ungkap ini, BNNP berhasil mengamankan empat tersangka berinisial FR asal Sidoarjo, IW asal Balikpapan, AS asal Bangkalan dan satu perempuan berinisial HK asal Sidoarjo.
Sedangkan barang bukti yang diamankan, diantaranya satu buah tas warna hijau berisikan 6 bungkus narkotika jenis methaphetamine sebanyak 1.228 gram; satu buah kotak kayu berisikan 21 bungkus narkotika jenis methaphetamine sebanyak 19.217 gram; satu buah kotak kayu berisikan 3 bungkus methaphetamine sebanyak 5.004 gram. Dengan total methaphetamine keseluruhan sebanyak 25. 449 gram. [bed]

Tags: