Kepala BNPB Pantau Kondisi Terakhir Gunung Semeru

30-adv Jumat 30 Mei - Foto 1Lumajang, Bhirawa
Kondisi dan situasi gunung Semeru yang tidak bisa diprediksi membuat berbagai pihak terkait terus melakukan pemantauan secara intensif.  Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Syamsul Maarif pekan kemarin.  Pemantauan dan peninjauan ini dilakukan untuk mengecek status aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB juga menggelar pertemuan koordinasi dengan jajaran Muspida Kabupaten Lumajang, untuk mengecek review peta rekontijensi bencana erupsi gunung berketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut ini.  Dalam pertemuan itu, hadir Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati, AKBP Singgamata Kapolres, Letkol Akhyari Dandim 0821, Sekda dr Buntaran Supriyanto, Mkes, Rochani, Ssos Kepala BPBD Kabupaten Lumajang dan jajarannya, termasuk juga Tim Reaksi Cepat (TRC) Kebencanaan.
Syamsul Maarif mengatakan, kedatangannya kehadirannya di Kabupaten Lumajang untuk meyakinkan apakah prosedur-prosedur dan rencana-rencana kesiap-siagaan serta tanggap darurat bencana maish sama dengan Tahun 2009 lalu.  “Tahun 2009 lalu, BNPB sempat mengelar simulasi bencana di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo,”ungkapnya. Apakah saat ini peta rekontijensi bencana erupsi Gunung Semeru masih tetap sama ataukah ada perubahan. Terutama jumlah penduduk di wilayah rawan bencana serta status kegiatan vulkanik Gunung Semeru saat ini seperti apa.
Terkait status vulkanik, Kepala BNPB saat melihat alat pemantau seismik di Pos Pantau Gunung Api Gunung Semeru mendapatkan penjelasan dari Kepala Pos pantau Soeparno, masih tetap Waspada Level II. “Yang rawan adalan awan panas, mirip dengan Gunung Merapi meski perilakunya berbeda. Dalam arti siklusnya tidak sama,” papar Soeparno.
Hanya saja terkait letusan yang terjadi secara rutin, dijelaskan lebih lanjut,  hal itu akan semakin baik karena bisa mengurangi energi yang ada di dapur magma Gunung Semeru. Dengan terjadinya letusan kecil, maka tidak terjadi penumpukan energi yang bisa berpotensi terjadinya letusan yang lebih besar.  “Dengan kondisi seperti ini, maka Pemerintah Daerah harus melakukan kegiatan sebagai wujud perlindungan terhadap masyarakatnya,”tambahnya. Dalam hal ini membuat rencana kontijensi, rencana operasi yang terus dilatihkan.
Sementara itu, Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati dalam rapat koordinasi di Pos pantau Gunung Api Gunung Semeru melaporkan, bahwa di Kabupaten Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru saja yang menjadi satu-satunya potensi bencana di Kota Pisang ini.  “Namun masih ada potensi erupsi Gunung Lemongan yang juga berstatus aktif, tanah longsor, tsunami, puting-beliung dan banjir,”ungkapnya. Khusus longsor,  piaknya telah melakukan pelatihan.
”Untuk jalur evakuasi pengungsian juga telah dibuat meski jalan masih dalam pembenahan yang disesuaikan kemampuan anggarannya,” kata As’at Malik Wabup.  Sedangkan, Letkol Inf Akhyari Dandim 0821 juga melaporkan bahwa peta rekontijensi erupsi Semeru saat ini masih dalam review dengan melibatkan instansi terkait. Diantaranya BPBD dan berbagai lintas instansi yang berkepentingan. “Semuanya kita laksanakan dan masih dalam pembahasan,” kata Letkol Inf Akhyari.  [yat]

Keterangan Foto : Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif (tengah) saat meninjau kondisi terakhir gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur. [dayat / bhirawa]

Tags: