Kepala Dinas Kesehatan Syaf Satriawarman Tak Setuju Sidoarjo Lockdown

Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman

Sidoarjo, Bhirawa.
Pembahasan gugus tugas sidoarjo yang merencanakan kembali me-lockdown desa yang masuk zona merah, masih belum final, kata Kepala Dinas Kesehatan, drg Syaf Satriawarman, Selasa (12/1) usai rapat dengan komisi D.

Pembahasan yang belum tuntas itu mencari cara bagaimana memberi makan warga orang sebanyak itu dengan 3 kali makan/hari, lantas siapa yang menjaga lock down dan bagaimana mengawasinya. “Masih banyak yang harus dibicarakan dan siapa Dinkes bukan sebagai pihak penentu lockdown,” katanya.

Dinkes hanya menyerahkan data warga yang positif dan meninggal. Tetapi data itu akumulatif. Selalu ada perubahan setiap saat. Sebenarnya terjadi penurunan jumlah yang positif maupun meninggal di Sidoarjo. Sama juga trendnya dengan Surabaya.  Saat ditanya apakah ia setuju dengan lockdown? Syaf angkat bahu sambil mengercing. ” Saya tidak tahu. Jangan tanya saya,” ucapnya. 

Tiga kecamatan yang tinggi kasusnya adalah Waru,  Taman dan kecamatan kota. Dan desanya adalah Tropodo Waru.

Di Kabupaten Sidoarjo, PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) selain mengedepankan pendekatan yang humanis dengan mengedukasi masyarakat agar mematuhi segala aturan PPKM juga akan digiatkan Operasi Yustisi penegakan disiplin protokol kesehatan dan pemberlakuan jam malam mulai pulul 22.00 WIB sampai dengan 04.00 WIB.

Segala peraturan terkait pelaksanaan PPKM menurut Pj. Bupati Sidoarjo Hudiyono, Senin (11/1/2021), sebagaimana telah tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/7/KPTS/013/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Serta sesuai pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19.

“Kami berharap setelah kita mengedukasi masyarakat di hari pertama PPKM, banyak yang sadar akan pentingnya mematuhi peraturan PPKM dan disiplin protokol kesehatan,” kata Pj. Bupati Sidoarjo Hudiyono.

Untuk menegakan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sebagai salah satu upaya memutus mata rantai Covid-19, menurut Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Sumardji, senjata paling ampuh ialah Operasi Yustisi. Dengan masifnya Operasi Yustisi, tingkat kedisiplinan terhadap protokol kesehatan ke warga semakin meningkat.

“Selama kami melaksanakan Operasi Yustisi, hasilnya jelas, banyak masyarakat yang akhirnya patuh protokol kesehatan. Karena para pelanggar juga jadi jera setelah kita kenakan sanksi administrasi berupa denda melalui sidang tipiring,” ujar Kombes Pol. Sumardji. (hds)

Tags: