Kepala Dindik Jatim Hingga Anak Cucu Jalani Tes Swab

Wahid Wahyudi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Wahid Wahyudi langsung melakukan pemeriksaan diri setelah beredarnya informasi terkait klaster Covid-19 pada pelantikan pengawas dan kepala sekolah di kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim pada 20 Mei lalu. Pihaknya melakukan tes swab PCR untuk memastikan apakah terjadi penularan atau tidak. Bahkan, mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim ini juga mengajak anak cucunya sekeluarga untuk menjalani tes serupa.

“Alhamdulillah, hasilnya negatif. Sekeluarga, anak cucu saya juga dites dan semua negatif,” tutur Wahid sembari menunjukkan hasil tes swab PCR dari RSUD dr Soetomo di Gedung Negara Grahadi, Kamis (4/6).

Selain dia dan keluarganya, testing secara masif juga dilakukan kepala seluruh peserta pelantikan di BKD pada 20 Mei lalu. Hasilnya, 90 persen yang menjalani rapid test dinyatakan negativ. Sementara 10 persen lainnya belum melaporkan hasil rapid test. “Pegawai Dindik Jatim juga dites, pegawai BKD juga dites, saya pun ikut tes. Hasilnya negatif semua,” tutur Wahid. Saat pelantikan tersebut digelar, lanjut Wahid, tidak banyak pegawai Dindik Jatim yang hadir dalam acara. “Sekitar tiga orang saja dari Dindik Jatim. Karena yang melaksanakan BKD dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tutur Wahid.

Pria yang juga pernah menjabat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim itu mengakui, hasil swab pengawas sekolah yang meninggal di Mojokerto tersebut positif. Namun, pihaknya membantah jika disebut ada klaster pelantikan. Sebab, belum ada kepastian pasien tersebut terpapar Covid-19 sebelum pelantikan digelar.

“Pelantikanny tanggal 20 Mei, kemudian masuk rumah sakit 23 Mei. Jadi belum tentu tertular saat pelantikan atau sebelumnya. Bisa saja dia tertular setelah pelantikan atau bahkan saat masuk rumah sakit kemudian terpapar,” tegas Wahid.

Wahid menjelaskan, pengawas yang meninggal tersebut sudah lama menderita sakit mag kronis. Sehingga pada waktu masuk rumah sakit itu keluhan pertama adalah mag. Kemudian seelah di rontgen paru-parunya juga ada flek karena ternyata dia perokok berat. “Kemudian hasil swab juga positif. Karena itu, semua yang ikut pelantikan dirapid test dan hasilnya sampai malam ini sudah 90 persen melaporkan alhamdulillah negatif. Sehingga kesimpulannya tidak ada klaster pelantikan,” tegas Wahid.

Wahid juga menegaskan, protokol kesehatan telah diterapkan secara ketat oleh BKD. Mulai sebelum masuk ruangan semua harus cuci tangan. Kemduian dipintu ruangan ada petugas yang menyemprotkan hand sanitizer dan diberikan masker. Di dalam ruangan, pelantikan juga diatur jaga jarak.(Physical distancing). “Jadi semuanya sudah diberlakukan protokol kesehatan. Setelah pelantikan petugas dari BKD lewat pengeras suara juga mengumumkan agar peserta segera meninggalkan ruang pelantikan. Tetapi ada beberapa yg meluapkan kegembiraannya dengan menyempatkan foto-foto,” pungkas dia.[tam]

Tags: