Kepala Kian Membesar, Berharap Presiden Berikan Bantuan untuk Biaya Operasi

Yuli Purwanto, penderita hidrosefalus asal Desa Permanu, Kec Pakisaji, Kab Malang saat didampingi Relawan Tenaga Kerja Sosial Tutik Trihartini, Kamis (21/5).

Yuli Purwanto, penderita hidrosefalus asal Desa Permanu, Kec Pakisaji, Kab Malang saat didampingi Relawan Tenaga Kerja Sosial Tutik Trihartini, Kamis (21/5).

Derita Yuli Purwanto, Penderita Hidrosefalus dari Malang

Kab Malang, Bhirawa
Ribuan Warga Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang menunjukkan wajah sumringah, Kamis (21/5). Karena ribuan warga  telah mendapatkan uang dari program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Dari ribuan warga tersebut, yang menerima KKS sebanyak 872 Kepala Keluarga, KIP sebanyak 742 jiwa, dan penerima KIS sebanyak 2.614 jiwa. Jadi total warga Desa Asrikaton yang menerima kartu tersebut sebanyak 4.228 jiwa. Sedangkan ketiga kartu yang diberikan pemerintah pusat itu dikhususkan kepada masyarakat yang kurang mampu.
Namun, bantuan pemerintah dengan program KKS, KIS, dan KIP itu, disayangkan salah satu warga penerima bantuan dari pemerintah, yakni Yuli Purwanto (21), warga Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Salah satu petugas Tenaga Kerja Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang Tutik  Trihartini saat mendampingi Yuli mengatakan  uang sebesar Rp 300 ribu yang diberikan pemerintah tiap bulan selama empat bulan, tidak cukup untuk membiayai pengobatan Yuli. Karena untuk sekali operasi penderita hidrosefalus membutuhakan biaya puluhan juta rupiah.
“Sehingga dengan mahalnya biaya operasi, maka anak pasangan suami istri Sito dan Maini ini, hanya berharap bantuan dari Presiden Jokowi. Karena harapan satu-satunya agar Yuli bisa dilakukan operasi hidrosefalus yang dideritanya saat ini hanya kepada presiden saja,” ucap Tutik saat mendampingi Yuli menerima bantuan uang untuk disabilitas yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Kantor Balai Desa Asrikaton, Kamis (21/5).
Yuli adalah penyandang disabilitas dan juga menderita penyakit  hidrosefalus. Hidrosefalus adalah penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak dan penderita mengalami pembesaran kepala.
Dalam kesempatan itu,  Tutik juga menjelaskan Yuli pernah dioperasi pada usia 6 bulan. Namun setelah itu, tidak pernah lagi dilakukan operasi. Karena orangtuanya tidak mampu untuk membiaya operasinya. Bahkan, sejak 5 tahun lalu bapak Yuli meninggal, dan ibunya sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Sejak bapaknya meninggal, serta ibunya meninggalkan rumah, Yuli dirawat oleh kakeknya yang bernama Kasimun (78).
“Kakek Yuli saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Jangankan untuk mengobati penyakitnya Yuli, untuk menghidupi dirinya sendiri saat ini kesulitan. Kondisi ini yang membuat tetangga kanan kiri Yuli  iba dan selalu memberikan kebutuhan makanan pada Yuli dan kakeknya,” ungkap Tutik.
Yuli sendiri sangat berharap agar Presiden Jokowi memberikan bantuan untuk biaya operasi karena kepalanya semakin tahun semakin membesar. Apalagi dia tak memiliki uang dan tak memiliki orangtua. “Dalam kepala saya saat ini sudah penuh cairan, sehingga untuk mengeluarkan cairan  dibutuhkan operasi. Harapan satu-satunya agar bisa dioperasi hanya pada Pak Presiden,” pinta Yuli Purwanto saat berada di kursi roda karena tidak bisa jalan akibat kakinya lumpuh. [cyn]

Tags: