Kepedulian Babinsa Jombang Sambangi UKM di Masa Pandemi Covid-19

Kopka Suratno saat menyambangi UKM telur bebek asin milik Sunyoto, warga Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Senin (11/05). [arif yulianto/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Situasi pandemi Covid-19 yang tidak menentu seperti saat ini sangat berdampak pada perekonomian nasional. Dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 sangat terasa di daerah, khususnya di wilayah Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.
Hal ini membuat masyarakat golongan menengah ke bawah yang mata pencahariannya sebagai buruh harian lepas kini penghasilannya berkurang drastis, bahkan banyak yang menjadi pengangguran.
Hal serupa juga dirasakan oleh kelompok masyarakat yang memiliki usaha UKM. Mereka banyak yang gulung tikar atau tidak bisa melakukan produksi usahanya, meskipun masih ada beberapa yang bertahan khususnya UKM yang bergerak di bidang makanan seperti yang dilakukan oleh salah satu warga Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Sunyoto, warga setempat, memiliki usaha UKM membuat telur asin yang berasal dari telur bebek.
Menurut Sunyoto saat disambangi oleh Kopka Suratno, Babinsa Desa Mundusewu, mengatakan bahwa, situasi seperti saat ini pada bulan Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya, permintaan telur bebek asin sangat besar.
“Bisa mencapai 2.000 sampai 4.000 butir sehari, namun pada Ramadhan ini yang dibarengi adanya wabah Covid-19 permintaan tengkulak yang biasa mengambil sehari hanya mengambil 500 sampai dengan 1.000 butir telur,” kata Sunyoto.
Meski begitu, Sunyoto masih merasa bersyukur karena usahanya tidak sampai gulung tikar. Namun, hal ini juga berimbas pada para peternak bebek di desanya karena telur yang dihasilkan otomatis menumpuk.
Dalam memasarkan usahanya, Sunyoto hanya mengandalkan tengkulak yang datang ke tempatnya dan dia menjualnya dengan harga Rp2.500 per butir.
Menurut Kopka Suratno, di desa binaannya terdapat sekitar 14 orang peternak bebek telur masing-masing peternak memiliki 500 sampai 1.000 ekor bebek.
“Dan pengepul telur bebek hanya satu orang yaitu Bapak Sunyoto,” ucap Kopka Suratno. [rif]

Tags: