Kepemimpinan Inovatif Presiden Bondowoso Republik Kopi

Judul Buku : Rekam Jejak 10 Tahun Masa Bakti Bupati Amin Said Husni
Penulis : Tim Penulis
Penerbit : Times Indonesia dan Bappeda Bondowoso
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 978-602-97507-6-9
Peresensi : Moh. Mahrus Hasan
Pengurus Pesantren Nurul Ma’rifah Poncogati Bondowoso dan guru MAN Bondowoso. 

Buku ini membedah berbagai inovasi Bupati Bondowoso dua periode (2008-2013 dan 2013-2018) Amin Said Husni untuk memajukan daerah dan mensejahterakan rakyatnya. Di antaranya melalui inovasi dalam bidang pertanian dan perkebunan (khususnya kopi), pendidikan, serta pariwisata.
Pertanian dan Perkebunan
Botanik. Bondowoso merupakan daerah agraris, tidak memiliki laut, dan 60 % penduduknya sebagai petani dan buruh tani. Maka, wajar apabila Bupati Amin berkomitmen untuk mengembangkan potensi pertanian dengan Gerakan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik). Botanik tersebut menghasilkan beras organik yang tidak hanya diapresiasi secara nasional, melainkan juga internasional, dan mendapatkan sertifikat internasional dari Control Union Certification Belanda.
Bondowoso Republik Kopi (BRK). Tentu bukan tanpa alasan mengapa Bupati Amin mendeklarasikan Bondowoso Republik Kopi (BRK) pada 22 Mei 2016. Bondowoso memiliki perkebunan kopi seluas 4000 hektar. Perkebunan itu terletak di kawasan Gunung Ijen dan Raung yang meliputi Desa Blawan, Desa Kalisat, Desa Jampit Kecamatan Ijen, dan Desa Pancur Kecamatan Botolinggo.
Setelah melalui berbagai tahapan, kopi Bondowoso itu di-branding dengan nama “Kopi Arabika Java Ijen-Raung” yang turut mengangkat nama Bondowoso di kancah nasional bahkan internasional.
Bidang Pendidikan
Pendidikan 24 Jam (P-24). Program P-24 ini merupakan hasil perenungan panjang Bupati Amin atas realitas sosial pendidikan karakter di Bondowoso. Pengarusutamaan P-24 tersebut menekankan bahwa pembentukan karakter anak tidak semata dibebankan kepada para guru di sekolah, namun juga harus melibatkan orang tua dan masyarakat. Dengan P-24, ketiga pilar pendidikan itu benar-benar menjadi gurunya manusia, sekolahnya manusia, dan orang tua-masyarakatnya manusia.
Gerakan Kembali ke Musala (GKM). Salah satu implementasi P-24-include pendidikan agama-yang digelorakan Bupati Amin adalah GKM. GKM ini bisa dianggap sebagai tindakan preventif sekaligus solutif di tengah merebaknya fenomena anak enggan mengaji di musala akhir-akhir ini, utamanya saat usia SMP sederajat. Mereka merasa malu mengaji di musala karena merasa sudah dewasa. Padahal dalam Islam, menuntut ilmu itu sepanjang hayat (minal mahdi ilal lahdi-long life education-life long learning).
Justru ketika beranjak dewasa, perisai agama harus semakin diperkokoh karena trend pergaulan antar kawula muda pada umumnya menjurus pada deviasi moral akibat “virus” west life, gaya hidup ala barat yang negatif. Di tambah lagi dengan godaan TV-terlebih saat prime time antara pukul 18.00-21.00-dan media digital berbasis internet lainnya.
Dengan GKM, diharapkan ada interrelasi peran orang tua, guru agama, dan guru ngaji. Orang tua memberikan pendidikan dasar keagamaan di keluarga, diperkuat oleh guru agama di sekolah dan dikokohkan oleh guru ngaji di musala.
Gerakan Pendidikan Kesetaraan Berbasis Desa (Getar Desa). Tujuan program ini untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Rebuplik Kopi ini. Getar Desa ini menjadi salah satu sektor yang mengantarkan Bondowoso bebas dari status daerah tertinggal karena peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang signifikan.
Program ini dikemas dengan penyelenggaraan pendidikan pada peserta Wajib Belajar (WB) melalui paket A setara Sekolah Dasar (SD), paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. Getar Desa ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Bagi peserta WB yang telah menuntaskan paket A dipacu untuk melanjutkan ke paket B demikian seterusnya hingga menuntaskan paket C. Kegiatan ini didampingi oleh para tutor Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Gerakan Bondowoso Menghafal Alquran (BMA). Program ini dicanangkan sejak 20 Oktober 2014. BMA bertujuan membumikan Alquran, membina, dan mencetak huffadz (para penghafal Alquran) di Kabupaten Bondowoso. Pelaksanaan program ini dikemas dalam lima paket hafalan, yakni paket I Juz 30, paket II Juz 1-3, paket III Surat Yaasin, Surat Ar-Rahman dan Surat Al-Waqiah, paket IV Surat Al-Mulk dan Al-Kahfi, dan paket V menghafal di luar paket I hingga paket IV. Untuk tahun 2018 ini, ditargetkan lebih dari 2500 huffadz.
PAUD Prestasi. Bupati Amin terpilih sebagai peringkat ke-2 dalam pengelolaan Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini tingkat nasional tahun 2015. Dan pada tahun 2016, Bunda PAUD Kabupaten Bondowoso Faizah Amin Said Husni mendapatkan anugerah peringkat kedua se-Indonesia. Kedua prestasi tingkat nasional itu merupakan bukti kegigihan Bupati Amin untuk memajukan pendidikan anak di Bondowoso.
Bidang Pariwisata
Kawah Wurung yang terletak di kawasan Gunung Ijen sebelumnya hanya dilihat sekadar perbukitan luas yang ditumbuhi rerumputan. Tidak banyak yang bisa menangkap sisi lain bahwa di dalamnya terkandung potensi wisata alam yang mengesankan. Dan Bupati Amin adalah sedikit di antara yang berhasil menangkap sisi lain yang terlewatkan dari Kawah Wurung tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Bondowoso sukses meluncurkan wisata baru Kawah Wurung yang menyedot perhatian dan kunjungan para wisatawan. Secara keseluruhan, peletakan konsep pembangunan daerah yang mulai memberikan porsi besar kepada sektor periwisata berbasis kekayaan alam daerah adalah produk pemikiran Bupati Amin yang jeli dan efektif. Demikianlah. Masih banyak bahasan-bahasan lain di buku yang dilengkapi dengan data-data visual (foto dan gambar) ini yang sangat sayang jika Anda lewatkan. Semoga berkah.

———- *** ———-

Tags: