Kepergianmu

Oleh :
Vito Prasetyo

Kepergianmu

Di anjungan engkau hempaskan resah
beranjak bersama hembusan angin
yang bercengkerama di batas langit
hingga lalu-lalang napas menciptakan gairah
kapal pun oleng diterpa gemuruh birahi
yang ‘kau ciptakan dari dasar laut
semua terjaring nafsu murka

Aku tertegun pada siang menyengat
seakan bara api membakar dadaku
lalu kumaknai geliat tubuhmu
lekukan mulus tanpa cacat
engkau tersenyum, memancing beku darahku
ingin kurengkuh keindahan itu
dalam bait-bait sajakku
tetapi pikiranku terlalu polos
dalam detik waktu, diterjang disapu ombak

Aku berusaha bangkit menggapai kapal
tanganku menggigil tak mampu
ingin rasanya kupeluk semua keresahanmu itu
engkau telah berlalu, meninggalkan dermaga
mungkin mencari tambatan untuk berlabuh
sajakku pun menjadi bisu, tanpa suara
sepasang camar melintas, merobek kaki langit
dan dari kejauhan pandanganku
seakan menertawakan keresahanku

(2021)

Kurindu Engkau

Merindu dekapanmu
tanganmu penuh makna
seakan belaianmu kembali terngiang
Kuingin itu semua terulang
meski catatan itu terlalu sulit diwujudkan
karena memang tak akan pernah terwujud
— ibu —
puluhan tahun berlalu
sebutanmu itu tak pernah tergantikan
meski setiap kali
aku menziarahi pusaramu
sebab engkau tak akan pernah kembali

— hanya mimpi malam yang menyatukan kita —

Malang – 2020

Majas Malam

Seribu nama melekat pada dirimu
entah harus kusebut siapa dirimu
atau mungkin kita tak perlu saling menyapa
agar kita sama-sama tak memeluk duka

Jika malam kita tidur
pada mimpi kita masing-masing
biarlah angin menghapusnya
dan biarlah matahari itu selalu terbit dari timur

Engkau, aku atau siapa saja
hanya sebuah sajak
yang selalu bercermin pada majas keindahan

Malang – 2021

Rindu Itu

aku adalah sesatmu
di pelupuk mimpi
saat engkau mengukir mimik wajahku

tertindas dan terlindas asmara
kala jemari kita tak mampu lagi
bertaut

kuseret langkah, rebahkan ingatan
terbuang jauh
ikrar yang pernah terucap

mungkin karam
pada gemuruh ombak
pada arus yang menerjang
deras
dalam genggaman erat laut

sauh pun patah, retakkan nalar
meninggalkan hiruk-pikuk kita
hingga mengguncang
dadaku, semakin sesak
matahari pun menindih
perasaan rinduku
terkekang dalam penjara

ketika aku belum sempat
mengungkapkan maknanya untukmu

(2020)

Bunga Matahari

Aku melintasi mimpimu
dengan seutas benang rapuh
pagi membisik pelan
bentangkan sinar matamu
tikamlah semua kerapuhan itu
dan berjalanlah mengikuti sinar bening pagi
hingga mimpi itu tersangkut pada angin diam
lalu kita menulis puisi
tentang sebongkah cinta, yang telah retak
kini telah direbut oleh sekuntum bunga matahari

(2021)

Tentang Penulis :
VITO PRASETYO, dilahirkan di Makassar, 24 Februari 1964 — Agama: Islam — Bertempat tinggal di Kab. Malang – Pernah kuliah di IKIP Makassar Bergiat di penulisan sastra sejak 1983, dan peminat budaya Buku Antologi Puisi: “Jejak Kenangan” terbitan Rose Book (2015)),”Tinta Langit” terbitan Rose Book (2015) – “2 September” terbitan Rose Book (2015) – “Jurnal SM II” (2015) terbitan Sembilan Mutiara Publishing (2016) – “Keindahan Alam” terbitan FAM Publishing (2017) “Ibu” terbitan FAM Publishing (2017) – “Tanah Bandungan” terbitan FAM (2018) – “Perempuan-Perempuan Kencana (2020) terbitan LISSTRA – Antologi Puisi “Sajak Dwiwangga – Dunia Tak Lagi Dingin” (2020) – Antologi Esai “Menakar Kebergizian Buku” Apajake.id (2021) – Buku Antologi Puisi “Luka Mimpi” WR Academy (2021) – Buku Antologi Puisi “Lelaki Pemburu Hujan” WR Academy (2021) – Buku Antologi Motikal “Bisai” Komunitas Durasi Paralay (2021) – Buku Antologi Puisi “Sabda Bumi” Media Literasi Indonesia (2021) – Buku Antologi Puisi “Sepeda dan Buku” Apajake.id (2021)

Rate this article!
Kepergianmu,5 / 5 ( 1votes )
Tags: