Kepolisian Daerah Jawa Timur Tangkap Komplotan ‘Kiai’ Palsu

Komplotan penjambret yang menyaru sebagai ulama atau kiai saat ditangkap Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim di Mapolda Jatim, Selasa (28/11). [abednego/bhirawa]

Polda Jatim, Bhirawa
Setelah viral di media sosial dan rekaman CCTV yang menunjukkan aksi pencurian dengan kekerasan (curas) atau penjambret menyaru sebagai kiai atau ulama, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim akhirnya berhasil meringkus komplotan penjambret asal Pasuruan ini.
Tiga dari empat pelaku jambret yang menyaru sebagai kiai palsu ini adalah SS (57) warga Kejayan Pasuruan, YZ (50) dan YS (33) yang merupakan warga Kraton Pasuruan. Dalam aksinya, ketiga pelaku memilik peran masing-masing, seperti SS yang berpura-pura menjadi kiai dan meminta korban menyerahkan perhiasannya.
Sementara tersangka YZ berperan atau berpura pura bertanya kepada korban, hingga kemudian menarik atau merampas perhiasan yang digunakan oleh korban. Terakhir, tersangka YS berperan sebagai sopir mobil sekaligus mencari calon korban.
Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Agung Yudha Wibowo mengatakan ketiga pelaku mempunyai peran masing-masing dalam aksi kejahatannya. Modusnya yakni, tersangka YZ berpura-pura menanyakan alamat kepada korban. Kemudian korban dibawa mendekat ke mobil untuk dikenalkan dengan tersangka SS yang berpakaian seolah-olah seperti ulama atau kiai.
Kemudian, lanjut Agung, diberikan ceramah-ceramah tentang agama. Dengan harapan si korban ini termakan doktrinnya dan memberikan atau menyerahkan barangnya secara sukarela. Kemudian terjadilah aksi perampasan yang dilakukan komplotan ini.
“Kalaupun si korban tidak mau memberikan atau menyerahkan perhiasan atau barang berharganya, komplotan ini tidak segan-segan merampas secara paksa,” kata Kombes Pol Agung Yudha Wibowo didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Selasa (28/11).
Agung menambahkan, sesuai dengan data yang ada, komplotan ini sudah melakukan aksinya di 16 TKP (Tempat Kejadian Perkara) di wilayah Jawa Timur. Dengan jumlah korban sebanyak 16 orang. Namun pihaknya yakin aksi penjambretan yang dilakukan komplotan asal Pasuruan ini bisa lebih dari 16 TKP. Untuk itu pihaknya masih melakukan pendalaman penyidikan.
“Komplotan ini beraksi di wilayah operasinya yakni di daerah Pasuruan, Jember, Blitar, Trenggalek, Lumajang, Madiun dan sekitarnya. Sementara para korbannya rata-rata wanita,” jelasnya.
Terkait penangkapan komplotan ini, Agung mengaku, pelaku ditangkap di Jember. Hal itu diketahui dari CCTV yang berada di depan rumah korban, sehingga menjadi viral. Dari situlah petugas melakukan pelacakan dan berhasil menangkap ketiga pelaku. “Dari pengakuan awal, komplotan ini sudah melancarkan aksi kejahatan hampir dua tahun,” ucapnya.
Dalam sehari, sambung Agung, komplotan ini bisa beraksi sampai 3 hingga 4 TKP. Tapi kadang berhasil dan kadang tidak. Adakah jaringan lain selain ini, Agung mengaku masih melakukan pengembangan dan pendalaman. “Tetap kami dalami komplotan ini dan jaringan lain,” tegasnya.
Adapun barang bukti yang turut diamankan di antaranya, pakaian yang digunakan oleh tersangka saat melakukan perampasan, 1 unit mobil rental Toyota Avanza, 1 handphone, 6 cincin emas hasil kejahatan komplotan ini serta uang tunai sekitar Rp 2 juta lebih (diduga hasil kejahatan). [bed]

Tags: