Keramahan Warga Suku Tengger Membuat Pelari Mancanegara Betah

Tiga peserta dari negara Malaysia berfoto berlatar mobil bergambar Bupati Pasuruan dan Wakil Bupati Pasuruan di acara International Bromo Marathon 2016, Minggu (4/9) pagi. [hilmi husain]

Tiga peserta dari negara Malaysia berfoto berlatar mobil bergambar Bupati Pasuruan dan Wakil Bupati Pasuruan di acara International Bromo Marathon 2016, Minggu (4/9) pagi. [hilmi husain]

International Bromo Marathon 2016
Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Udara yang sejuk, pemandangan alam menakjubkan serta keramahan penduduk setempat membuat alasan para pelari berbondong-bondong ke Tosari Kabupaten Pasuruan untuk mengikuti International Bromo Marathon 2016.
Di track pegunungan di ketinggian 2.315 dpl itulah, event yang sudah digelar  keempat kalinya itu tetap menjadi perhatian ribuan publik pelari domestik hingga mancanegara.
Pelari berasal dari Perancis, Gloria Zimen (41) menyampaikan alasan lari di pegunungan Gunung Bromo karena track pegunungan yang naik turun, menjadikan pengalaman olahraga yang menantang. Di samping itu juga sambil berwisata di wilayah pedesaan di sekitar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru yang menyuguhkan pemandangan alam indah.
“Ini pertama kalinya saya menginjak alam di pegunungan Bromo. Udaranya yang sejuk tanpa polusi serta pemandangan Gunung Bromo dan Gunung Batok yang begitu cantik membuat saya tak terasa lari walaupun medannya seram,” ujar Gloria Zimen bicara dalam bahasa Indonesia dengan nada kalem di sela-sela International Bromo Marathon 2016 kategori 21 K, Minggu (4/9) siang.
Gloria Zimen, datang bersama keluarganya sekaligus untuk berlibur panjang. Tentu saja, kesempatan berlibur menikmati gunung indah ini tak disia-siakan. Bahkan, keramahan warga Tengger dalam menyambut tamu dari negara lain dinilai sangat ramah dan ini menyenangkan.
“Libur panjang sambil berwisata di Gunung Bromo ini sudah terbayarkan. Selain alamnya yang asri, penduduk sekitar sangat ramah. Kebetulan saya menginap di homestay di Tosari dan dilayani dengan baik. Sehingga saya beserta istri betah di sini,” kata Gloria Zimen bersama keluarganya di area finish International Bromo Marathon 2016.
Tak hanya itu, Gloria Zimen bersama keluarganya melihat sunrise (matahari terbit) di penanjakan Gunung Bromo sudah terkabulkan.  “Akhirnya keinginan saya melihat sunrise dari penanjakan Bromo Indonesia terbayarkan setelah 10 tahun lamanya hanya melihat dari YouTobe. Sunrise-nya sungguh menakjubkan hingga tak bisa diucapkan dengan kata-kata,” jelas Gloria Zimen yang datang ke Gunung Bromo sudah terhitung tiga hari kemarin.
Selain Gloria Zimen, pasangan suami istri Marthin Montoya-Salma Rama juga menyatakan hal yang sama. Mereka mengaku ingin lari sekaligus melihat sunrise. “Kami memilih rute 21 K karena jalurnya melewati pemandangan langsung di Gunung Bromo, Gunung Batok, dan pegunungan di kawasan Bromo Tengger Semeru. Tadi itu medannya sangat menantang, lelah. Tapi rasa capek dan pegal-pegal hilang seketika begitu melihat pesona Gunung Bromo. Sempat tadi saya bersama istri langsung berselfie berlatar Gunung Bromo dan Gunung Batok,” tandas Marthin Montoya dari negara Spanyol diartikan pemandunya.
Sedangkan pelari asal Bali, I Made Santika mengatakan rutenya juga sungguh menantang, bahkan seram. Karena medannya turun-naik.  “Pertama kali mengikuti kejuaraan lari di Gunung Bromo dan bisa melihat pemandangan alam yang sangat indah. Rutenya terus turun, lalu langsung naik menantang. Pemandangannya luar biasa, hawa juga sejuk sehingga rasa capek itu sempat hilang. Lari tadi itu terasa di atas awan,” tegas I Made Santika.
Sebanyak 1.003 peserta mengikuti International Bromo Marathon 2016 yang terdiri dari tiga kategori lomba, yakni marathon rute panjang mencapai 42 km, marathon sedang mencapai 21 km dan marathon biasa 10 km.
Pesertanya tak hanya dari daerah Indonesia, namun International Bromo Marathon diikuti 31 negara dengan pelari asing berjumlah 400 orang. Event tersebut juga rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang ke-1.087 pada 2016.
Sementara itu, Bupati Pasuruan H Irsyad Yusuf mendukung penuh event Bromo Marathon 2016. Menurutnya, selain akan meningkatkan perekonomian warga Tengger, juga untuk dunia pariwisata di Kabupaten Pasuruan.
“Dampaknya sudah terasa pada perekonomian masyarakat Tengger Tosari. Sudah terbukti semua hotel maupun homestay penuh sejak seminggu yang lalu. Tentu ini juga berpengaruh pada dunia wisata di Kabupaten Pasuruam. Kepada para peserta, selamat menikmati semua potensi yang ada di Tosari dan Kabupaten Pasuruan,” pesan H Irsyad Yusuf di sela-sela prosesi start. [Hilmi Husain]

Tags: