Kerja Keras BKKBN Mengawal Lansia

12-BKKBN”Seminar sehari untuk lansia dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia ”
Surabaya, Bhirawa
Penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) diperkirakan meningkat menjadi 80 juta pada 2030, atau naik 23 sampai 24 persen. Kondisi ini membuat BKKBN mau tidak mau harus bekerja keras. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan program Bina Keluarga Lansia (BKL).
Kelompok kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Kegiatan yang dilakukan antara lain penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan serta pelaporan. “Banyaknya lansia sebenarnya bukan suatu ancaman jika mereka produktif. Karena itu, BKKBN bersama berbagai sektor, seperti kesehatan dan pendidikan mengembangkan program lansia tangguh. Kami bekerjasama dengan pakar geriatric. Harapannya para lansia bisa panjang umur dan panjang masa produktifnya,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof Dr Fasli Jalal.
Dijelaskan Fasli, lansia tangguh adalah upaya agar meskipun telah berusia di atas 60 sampai 70 tahun lansia tetap produktif. Misalnya, memperpanjang usia bekerja bagi lansia pensiunan di sektor formal, baik perusahaan maupun PNS di atas 58 tahun dan 60 tahun. “Yang dibutuhkan dari mereka lebih banyak kebijaksanaannya atau otak, bukan otot. Juga mempertimbangkan risiko pekerjaan kasar. Para lansia itu diberikan berbagai pelatihan, sehingga masih bisa bekerja sampai 10 tahun berikutnya setelah pensiun. BKKBN membantu mempersiapkan menjadi kader keliling untuk mengampanyekan berbagai hal, termasuk soal KKB,” kata Fasli.
Sementara itu ditemui di acara seminar Sehari Bersama Lansia di Ubaya, Jumat (9/5), Deputi Pengendalian  Penduduk BKKBN Dr Wendy Hartanto mengatakan pada1970-an setiap wanita Indonesia melahirkan 5,6 anak, sehingga mengakibatkan angka kematian ibu tinggi, dan angka harapan hidup hanya sekitar umur 50 tahunan. “Saat ini rata-rata wanita Indonesia hanya melahirkan 2,6 anak, sehingga kesehatan ibu semakin membaik, dan angka harapan hidup wanita Indonesia mencapai 71 tahun. Dengan fenomena yang seperti itu, jumlah lansia di Indonesia sekarang sudah mendekati angka 20,8 juta jiwa,” kata Dr Wendy Hartanto.
Namun demikian, tambah Dr Wendy, BKKBN tidak hanya memperhatikan lansia saja, tetapi juga memperhatikan masalah masalah balita dan anak, karena dalam satu keluarga  kerap terdiri dari lansia anak dan cucu. Jumlah balita di Indonesia saat ini ada 14 juta, sedang remaja mencapai 65,7 jiwa. “Di sini lansia mempunyai peran untuk ikut mendidik cucu, agar mereka kelak menjadi generasi penerus yang baik. Lansia ikut memaksimalkan terlaksananya 8 fungsi keluarga” jelas Dr Wendy .
Ditambahkannya, saat ini banyak yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yakni lingkungan mikro, lingkungan meso, lingkungan ekso dan lingkungan makro.  Jangan sampai ada pengaruh negatif yang mudah merasuki remaja, apalagi dengan adanya aneka macam media yang bisa masuk dimensi ruang dan waktu. “Kita harus menjadi lansia yang tangguh, yakni lansia yang memiliki rasa sosial, spiritual, vokasional, bisa mengendalikan emosi, mampu ikut menjaga lingkungan dan memiliki intelektual,” jelasnya.
Seminar yang dihadiri 250 lansia, digelar oleh Universitas Surabaya di gedung perpustakaan dan dibuka oleh Wali Kota Surabaya yang diwakili oleh Kepala Bapemas KB Surabaya Nanis Chairani. Hadir dalam acara ini Rektor Ubaya  Prof Ir Joniarto Parung PHD, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Ir Dwi Listyawardani MSc, Dip.Com dan para pejabat pemerintah terkait. Dalam seminar tersebut tampil sebagai nara sumber selain Dr Wendy, juga Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr Kanchit Limpakarnjanarat dan Kepala Pusat Studi Kelanjutusiaan Universitas Indonesia Prof Tri Budi W Raharjo. [dna]

Rate this article!
Tags: