Kerja Sama dengan Eropa, PPNS Bikin Lima prodi Baru

Surabaya, Bhirawa
Bekerja sama dengan Jerman dan Inggris yang terkenal memiliki teknologi tinggi di dunia teknik, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) membuka setidaknya lima program studi baru.  Ke lima program studi baru ini juga  telah dimasukkan dalam proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun 2014, September mendatang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh  saat meresmikan lima Prodi bidang perkapalan, Sabtu(22/3) memaparkan, PPNS itu termasuk yang memiliki kekhasan, karena tidak semua Politeknik itu ada jurusan perkapalan.
Pengembangan di dunia teknik perkapalan , lanjut M .Nuh akan terus dijalankan sebagai unggulan khususnya di bidang perkapalan pendidikan vokasi, Sabtu (22/3).
“Ini kerjasama dengan Jerman maka dari itu kita kembangkan terus sebagai pusat unggulan di bidang perkapalan untuk pendidikan vokasi. Dalam ini kami untuk meresmikan beberapa fasilitas dalam rangka memperkuat perkapalan, dan harapan kami PPNS jadi center of excelen” ucapnya ketika meresmikan Graha Dewa Ruci.
Termasuk membuka prodi baru, tambah M. Nuh, bidang-bidang baru ini sangat prespektif termasuk kebutuhan paling luar biasa yaitu welding (pengelasan). Apalagi pengelasan yang ada di bawah laut,
“Kemarin kerjasama juga dengan Inggris, dan salah satu yang saya minta dengan Menteri Inggris itu adalah pengelasan di bawah laut, dan itu kebutuhan yang luar biasa. Karena perusahaan-perusahaan minyak semuanya butuh tenaga itu,” tambahnya.
Direktur PPNS, Muhammad Mahfud menjelaskan, bahwa alas an utama dalam membuat program studi baru ini adalah untuk mendukung rencana pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia ke pendidikan tinggi.
Ternyata APK Indonesia ke perguruan tinggi hanya sebesar 18,7 persen, sangat jauh disbandingkan Amerika Serikat yang memiliki APK 60 persen dan korea Selatan yang mencapai 90 persen.
“Atas dasar itulah PPNS berinisiatif untuk membuka kesempatan lebih besar kepada calon mahasiswa yang berminat untuk kuliah di bidang teknologi perkapalan dan teknologi penunjangnya dengan menambah beberapa program studi baru yang telah diluncurkan antara lain, teknik kelistrikan kapal, pemesinan kapal, perancangan dan konstruksi kapal,pengolahan limbah, dan manajemen bisnis,” ucapnya.
Dengan adanya UU Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012, tambah Mahfud, tentunya sangat luar biasa untuk memperjuangkan vokasi. Dimana vokasi itu disejajarkan dengan Perguruan Tinggi yang lain,” misalkan Politeknik dengan UPB, UI, dan perguruan tinggi yang lainnya termasuk ITS, oleh karena itu tentunya sangat luar biasa Pak Menteri untuk memperjuangkan vokasi,” tambahnya.
PPSN juga bisa ada S3, papar M. Nuh, jika memenuhi persyaratan dan Sumber Daya Manusia (SDM) kalau diolah bisa jadi indeks. 30 persen dari usia 19 sampai 23 di Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu belum yang di swasta.
“Itu sudah meningkat karena pada tahun 2004 Indonesia 17 persen, saat ini  Indonesia sama dengan Malaysia yaitu 30 persen. Dan sekarang ini Korea Selatan mencapai 90 persen yang berada di PTN,” terangnya. [geh]

Tags: