Kerugian Banjir Bojongeoro Capai Rp 11.477 Miliar

para-personil-anggota-tim-SAR-sedang-mengikuti-pelatihan-kebencanaan.-[achmad-basir/bhirawa].

para-personil-anggota-tim-SAR-sedang-mengikuti-pelatihan-kebencanaan.-[achmad-basir/bhirawa].

Bojonegoro, Bhirawa
Bencana alam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan banjir bandang dipastikan terjadi setiap tahun di Kabupaten Bojonegoro. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, merekapitulasi kerugian bencana selama bulan Januari-Pebruari tahun ini capai Rp11.477.380.000. Jumlah tersebut berasal dari kerugian banjir luapan bengawan solo sebesar Rp 10.336.230.000. Sedangkan banjir bandang kerugiannya sebesar Rp 1.141.150.000.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, banjir luapan bengawan solo menggenangi sawah, pemukiman dan fasilitas umum lainnya di 20 desa yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Hitungan sementara kerugian ditaksir Rp10.336.230.000.
“Selama bulan Januari- Pebruari dua kali banjir yang sampai siaga dua. Kerugianya sekitar Rp Rp 10.336.230.000,” jelas Andik Sudjarwo disela-sela pelatihan anggota tim SAR di aula BPBD setempat untuk menghadapi bencana banjir bulan ini, Kamis (3/3).
Kejadian tersebut berlangsung tanggal 9 dan 26 Februari 2016. Banjir menerjang 10 kecamatan diantaranya Kecamatan Baureno, Balen, Kapas, Bojonegoro, Gayam, Malo, Padangan, Kanor, Dander dan Trucuk. Setidaknya tercatat 51 desa dan 1.232 rumah tergenang. “Kebanyakan berada di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo yang kebanjiran,” ujar Andik.
Lanjut Andik, untuk banjir bandang menerjang 6 Kecamatan selama dua bulan yakni Januari tercatat satu Kecamatan dan Pebruari tercatat 5 Kecamatan. “Selama dua bulan kerugian banjir bandang mencapai Rp 1.141.150.000. Namun banjir tersebut tidak ada korban jiwa,” jelas Andik.
Selain rumah tergenang, kurang lebih 1.885 hektar tanaman padi terendam dan 248 hektar area polowijo menjadi korban banjir. Juga ada 16.495 meter jalan desa dan 7.505 meter jalan lingkungan tergenang air. Beruntung dalam bencana tersebut tidak ada korban jiwa dan hanya kerugian materiil saja.
Andik menambahkan, saat ini banjir sudah surut dan debit bengawan juga jauh dari status siaga banjir. Meski begitu, musim hujan masih berlangsung bulan ini. “Bulan ini musim hujan masih harus diwaspadai potensi banjir dan angin kencang,” imbuhnya.
Dikatakan, Pemkab Bojonegoro juga telah berusaha memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan masyarakat dan menormalkan kembali sarana transportasi dan pengerahan alat berat untuk pembersihan jalan, pengerukan atau pembersihan sungai dan saluran irigasi serta saluran di pemukiman penduduk. “Selain segera mengoperasikan tiga pos bantu BPDB. Kini BPBD para personel tenaga bantu juga sudah dilatih SAR untuk penanganan bencana yang lain,” pungkasnya. [bas]

Tags: