Kesadaran Masyarakat akan Imunisasi Rendah

Surabaya, Bhirawa
Setidaknya 15 persen anak di Jawa Timur belum mendapatkan imunisasi. Tingginya angka anak yang belum terimunisasi ini akibat masih adanya anggapan imunisasi mengandung barang haram di masyarakat..
“Vaksinasi atau Imunisasi ini sudah menjadi bagian dari program Konvensi Hak Anak PBB, sehingga pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya kesehatan terbaik untuk anaknya,” kata dr Agus Harianto anggota,  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Surabaya, Rabu(12/3).
Dokter Agus mengatakan, masih banyaknya anak yang belum mendapat imunisasi akibat masih adanya stigma miring tentang imunisasi. Salah satunya yang berkembang di masyarakat adalah imunisasi merupakan tindakan yang tidak perlu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Bahkan sebagian masyarakat menolak vaksinasi lantaran muncul streotipe jika vaksin terbuat dari bahan-bahan yang diharamkan.
Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat vaksin sudah teruji secara klinis. Memang selama ini masyarakat seringkali menuduh jika vaksinasi atau imunisasi yang diberikan kepada anak-anak mengandung bahan haram, seperti kandungan baby. Tetapi, sampai saat ini hal itu tidak terbukti.
Jika itu benar ada potensi haram dalam kandungan imunisasi, kata Agus, tidak mungkin  IDAI, Kemenkes, MUI  memperbolehkan penggunaannya. Semua vaksin yang diberikan kepada anak-anak Indonesia, katanya, telah melalui penelitian terkait status halal.. Terlebih hampir 80 persen masyarakat Indonesia beragama Islam.
”Kita tidak mungkin meracuni generasi penerus karena meraka aset bangsa,” jelasnya.
Dokter spesialis anak RSU dr.Soetomo ini , menjejelakan, saat ini masih banyak orang tua yang tidak melakukan evaluasi mengenai jadwal dan vaksin apa saja yang harus diberikan kepada anak-anaknya. Padahal, semua vaksinasi wajib diberikan pada bayi dan anak.
Terlebih jika anak-anak berkunjung keluar negeri. Misalnya, ke Singapura, anak-anak harus memiliki vaksin influensa agar tidak terserang flu burung. Jika tidak divaksinasi, kekebalan tubuh anak-anak bisa terganggu dengan penyakit yang mematikan.
Menurut dr Agus, beberapa vaksin yang wajib dilakukan kepada anak-anak Indonesia yakni BCG. Imunisasi ini bisa mengurangi risiko terjadinya TB berat seperti meningitis TB dan TB milier. Vaksin lain yang wajib dberikan kepada anak-anak yakni hepatitis B, polio, DPT, campak,  HIB, PCV, ratavirus, influenza, varisela, MMR, Tifoid, hepatitis A, HPV. “Vaksinasi ini sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Oleh karena itu sebaiknya sebelum memberikan vaksinasi, dokter disarankan untuk memberikan penjelasan lebih dulu mengenai vaksinasi tersebut, di antaranya mengenai bahaya penyakit, manfaat imunisasi, serta reaksi yang mungkin dapat timbul setelah imunisasi,” jelasnya.
Sementara salah satu warga Surabaya, Anjar Sari mengatakan, sampai saat ini dirinya masih memberikan imunisasi kepada anaknya. Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika orang tua memberikan imunisasi kepada anak, salah satunya adalah anak tidak akan cepat sakit. ”Saya menemukan ada tetangga yang orang tuanya tidak memberikan imunisasi sehingga anaknya mudah terserang penyakit,” jelasnya. [dna]

Tags: