Kesadaran Warga Jatim ke Posyandu Meningkat

Antusias ibu dalam membawa anaknya ke Posyandu. [dna/bhirawa]

Antusias ibu dalam membawa anaknya ke Posyandu. [dna/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Jika dibandingkan beberapa tahun 90an, tingkat kesadaran kunjungan ibu dan balita ke posyandu saat ini meningkat. Jika sekitar tahun 1990an tingkat kunjungan masyarakat Jatim ke posyandu masih di bawah 50 persen, kini sudah mencapai 85 persen dari jumlah balita yang tercatat. Kondisi ini turut mengerek angka kesadaran gizi masyarakat.
Ketua Tim Pangan dan Gigi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jatim Andriyanto SH, Mkes mengatakan, meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi karena banyaknya sosialisasi yang diberikan petugas kesehatan. Menurutnya, banyak ibu mencari informasi mengenai gizi di posyandu, baik bertanya pada bidan dan petugas kesehatan di posyandu.
“Jadi sangat berkaitan erat antara kedatangan ke posyandu dan kesadaran gizi. Karena di posyandu mereka mendapatkan informasi dan edukasi bagaimana memberikan gizi yang tepat, khususnya bagi anak-anak. Dengan seringnya mereka berpartisipasi ke posyandu akan mendorong kesadaran dan perilaku sadar gizi,” paparnya.
Hal tersebut juga sejalan dengan program pemerintah yang menggalakkan posyandu sebagai sarana dan pusat informasi kesehatan khususnya bagi ibu dan balita. Masyarakat yang datang bukan hanya untuk memeriksakan bayinya dan memberikan imunisasi saja, tetapi pelayanan keluarga berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil dan konsultasi kesehatan juga dilakukan disana.
“Dengan program tersebut juga diharapkan mampu menekan kasus gizi buruk, kesalahan pola asuh, dan penyebaran penyakit melalui imunisasi yang dilakukan disana,” imbuh laki-laki yang juga Direktur Akademi Gizi Surabaya tersebut.
Baik bagi masyarakat di perkotaan dan di desa posyandu memang cukup efektif, terlebih masyarakat di desa yang cenderung tingkat pendidikan dan ekonominya rendah, termauk pengetahuan seputar kesehatan dan gizi.
Andriyanto berharap kedepan tingkat kunjungan ibu dan bayi ke posyandu dapat meningkat seiring mendorong pemahaman mereka akan gizi dan kesehatan. Karena dua hal tersebut juga menjadi kunci dalam menekan kematian ibu dan bayi, penyebaran penyakit, dan gizi buruk.
“Pemberian makanan tambahan dalam posyandu juga cukup membantu masyarakat, khususnya yang kurang mampu mendapat pemenuhan gizi,” pungkasnya. [dna]

Tags: