Kesatuan Niaga Celular Indonesia Rangkul Kadin Hadapi Tantangan Digital

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melihat hasil lukisan dari simcard yang sudh tidak terpakai di acara Bazaar Jambore Nasional KNCI di Atrium WTC Surabaya, Sabtu (11/8) lalu. [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Keberadaan pedagang pulsa ritel di seluruh Indonesia saat ini memperhatinkan setelah adanya aturan Pemerintah terkait dengan pembatasan kepemilikan kartu perdana dan juga hadirnya pembelian pulsa via akun modern channel.
Ketua Umum Kesatuan Niaga Celular Indonesia (KNCI) demisioner, Qutni Tyasari saat dikonfirmasi Bhirawa, Senin (13/8) kemarin mengungkapkan hingga kini penurunan omset para anggota sudah lebih dari 50%. Bagi KNCI kebijakan pembatasan kepemilikan kartu perdana sama saja membuat usaha mereka terhenti, karena sebagian besar outlet penjual pulsa harus memiliki 5 kartu. “Dengan adanya KNCI, pemerintah melalui kementrian Kominfo sudah melunak dan membolehkan outlet mendaftarkan diri atas kepemilikan lebih dari 4 simcard mereka,” terangnya.
Sedangkan melihat persaingan head to head antara moderen channel seperti pembelian pulsa melalui channel e-commerce dan lainnya, menurut Sekretaris Jenderal KNCI, Abas memang memang tak memungkiri moderen channel adalah perkembangan zaman yang tak bisa ditolak.
“Kami sudah mempunyai strategi untuk memenangkan persaingan, sehingga anggota kami bisa terus berbisnis jualan pulsa di tengah maraknya tantangan saat ini. Salah satunya adalah upaya Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk merangkul anggota KNCI sebagai anggota dari sektor pengusaha UMKM,” katanya.
Selain itu untuk memperkuat posisi, KNCI menggelar Jambore Nasional dengan tema ‘Membangun Kekuatan Outlet Seluler Sebagai Basis UMKM Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat’ yang diikuti 1200 peserta yang berasal dari 21 DPD seluruh Indonesia, tak sekadar membahas tentang urusan internal organisasi mereka tetapi KNCI juga menguatkan posisi mereka di mata pemerintah.
Sebab secara nyata usaha ritel produk seluler atau yang dalam keseharian dikenal dengan istilah “konter pulsa” menjadi sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ternyata mampu membuka lapangan pekerjaan hingga jutaan pekerja dari seluruh Indonesia.
KADIN Jatim, M. Rizal mengatakan Sektor Riil yang di naungi KNCI ini adalah sektor ritel nyata yang sangat berbasis pada pemberdayaan UMKM, ada beberapa hal yang menjadi perhatian khusus di UMKM terutamanya adalah sektor permodalan dan regulasi. “Banyak UMKM kita yang kadang kala mengabaikan atau tidak mau tertib administrasi pembukuan padahal kalau melihat prospek usaha ritel ini sangat fleksibel,” ujarnya.
Oleh karena itu KNCI kedepan bisa melakukan intensitas komunikasi dengan stakeholder perbankan, regulator, maupun operator, KadinJatim maupun yang di pusat siap menjadi penyambung komunikasi kepentingan KNCI beserta anggotanya yang berbasis UMKM ini. Karena bagaimanapun KADIN itu adalah tempat atau wadah nya para pengusaha baik yg skala besar maupun skala kecil sekalipun. [riq]

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melihat hasil lukisan dari simcard yang sudh tidak terpakai di acara Bazaar Jambore Nasional KNCI di Atrium WTC Surabaya, Sabtu (11/8) lalu. [Achmad tauriq/bhirawa]

Tags: