Kesenian Barong Cokot Lumajang Perlu Sentuhan dari Pemkab

Barong Cokot khas Lumajang yang harus perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lumajang agar kesenian khas ini tetap lestari. [dwi wismo wardono]

Lumajang, Bhirawa
Kesenian tradisional Kabupaten Lumajang yang jumlahnya sangat banyak bisa jadi akan perlahan lahan dikhawatirkan punah, salah satunya Kesenian Barong Cokot Khas Lumajang yang hingga kini tetap diperjuangkan, untuk tetap lestari di tengah keterbatasan dan kurang responnya Pemerintah Daerah dalam memberikan memperhatikan terhadap kesenian Barong Cokot ini.
Menurut Tini Riyadi, salah satu pegiat kesenian yang tergabung dalam komunitas Rangkul Dulur Kecamatan Pronojiwo, yang merupakan kelompok komunitas seni dan gabungan dari pelaku dan pegiat seni tradisional mulai kesenian Barong Cokot, Barong Gunung dan Tari Topeng khas Lumajangan ini.
“Seperti kesenian Barong Cokot Pronojiwo ini merupakan warisan leluhur kita yang diperkirakan ada sejak jaman Kerajaan Majapahit, dan masih ada lagi seperti Tari Topeng, Jaran Kencak yang seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah agar tidak punah,” ujar Tini, Minggu (15/12) kemarin.
Lebih lanjut, Tini menjelaskan, pihaknya bersama rekan – rekannya yang tergabung dalam Komunitas Rangkul Dulur itu, hingga kini tetap berupaya untuk mempertahankan kesenian ini dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Bahkan Tini bersama rekan – rekannya dalam komunitas itu, juga mengaku jika dirinya berani berkorban waktu, tenaga dan uang jika ada kegiatan kegiatan tertentu hanya ingin kesenian itu tetap lestari dan dapat terkenal di luar Lumajang .
Meskipun di tengah gempuran budaya asing yang terus masuk terutama pada generasi muda yang di khawatirkan akan mempengaruhi kegandrungan generasi muda pada budaya asing. Tini mengaku lega ketika personil pelaku kesenian masih didominasi anak – anak muda, dan pada even tampilan keseniannya yang telah di dilakukannya selama ini masih diminati masyarakat terutama para generasi muda.
“Rata – rata para pemain kami masih muda muda dan mereka sepertinya sangat bersemangat dalam mencintai budaya kita sendiri,” jelasnya.
Namun dalam keterangannya itu Tini juga mengeluhkan terkait keterbatasan itu, sebab banyak undangan untuk even even kesenian di luar Lumajang yang terpaksa di Cancel alias tak bisa diikutinya karena terbatasnya anggaran yang mereka miliki. Sehingga Tini Berharap Pemerintah Kabupaten Lumajang dapat memberikan perhatian penuh terhadap seluruh kesenian Lumajang yang ada, khususnya kesenian Barong Cokot Khas Lumajang. [dwi]

Tags: